REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Majelis Ulama Indone sia (MUI) meluncurkan gerakan eco rumah ibadah, salah satu nya eco-masjid. Program ini diharap kan menjadi langkah awal Indonesia untuk menjaga bumi dan didukung oleh organisasi keagamaan, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat.
"Eco-masjid ini salah satu yang paling urgen dan mendapat perhatian adalah penggunaan airnya. Air ini kan untuk thaha rah, wudhu, sebagai salah satu sya rat melaksanakan ibadah. Ka rena itu, perlu perhatian agar me menuhi syarat airnya harus suci dan menyucikan," ujar Ketua DMI Natsir Zubaidi.
Baik pengurus masjid, jamaah, maupun masyarakat sekitar kemudian diminta untuk menjaga dan memelihara kelangsungan air yang ada. Salah satu caranya de ngan menjaga lahan terbuka agar tersedia resapan air. Penanaman pohon dan pengurangan pengaspalan atau penggunaan paving block juga bisa membantu proses tersebut. Air berhubungan de ngan hajat hidup orang banyak sehingga harus dijaga sebaiknya.
Masjid selain tempat beriba dah juga sebagai tempat orang ber aktivitas dan berorganisasi. Dia menilai sudah selayaknya pe ngelo laan masjid sejalan dengan kepe du lian akan lingkungan dan hu bungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Menurut dia, DMI berencana mengadakan pertemuan pengurus masjid se-Jabodetabek. Pertemu an ini akan membahas tentang pe ngelolaan masjid dan usaha untuk menjaga keberlangsungan air dan lingkungan. Masjid Az- Zikra disebut sebagai masjid yang sudah menerapkan konsep go-green ini. Sementara, Masjid Islamic Center yang berada di Ja karta Utara sedang dalam proses menuju eco-masjid.
"Secara keseluruhan, masjid di Indonesia belum go-green. Ini tidak lepas dari kebijakan ma sing-masing pemerintah daerahnya juga. Pemerintah daerah sen diri juga belum banyak yang pe duli meskipun ini sudah jadi permasalahan dunia," ujarnya.