REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melakukan kunjungan di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Dalam kesempatan itu, kegiatan juga dikemas dengan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ketahanan Pangan dan Aksi Ekonomi untuk Rakyat.
Ia pun berharap, penyaluran KUR dapat terus ditingkatakan. “Kita dorong agar pencapainya dapat mencapai 80 persen dari kapasitas yang ada. Tahun ini, capainya baru sekitar 60 persen karena memang pihak perbankan mengalami kesulitan,” kata Darmin, Rabu (27/2).
Berdasar rangkuman hasil penyaluran KUR, lanjutnya, sejak 2015 hingga 2018 total KUR yang telah disalurkan adalah sebanyak Rp 342,1 triliun. Sedangkan pada 2019, KUR yang disalurkan adalah Rp 140 triliun. “Untuk Tasik, KUR yang disalurkan adalah Rp 34,2 miliar,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia pun mendorong agar industri pertanian dan e-commerce dapat bersinergi. Sehingga, produk pertanian dapat dipasarkan dengan jangkauan yang lebih luas. Ia pun optimistis, dengan bermodal kepercayaan, maka skema e-commerce untuk produk pertanian pun dapat berjalan optimal.
Di satu sisi, terkait penggunaan dana desa, ia juga berharap agar dana desa juga dapat digunakan untuk sarana penunjang pertanian. “Dana desa memang untuk infrastruktur. Jadi, jika memang jalan dan jembatan sudah baik, maka dana desa dapat digunakan untuk membangun gudang atau pengadaan mesin pengering produk pertanian,”’ujarnya.
Ia menilai, mesin pengering atau dryer merupakan salah satu sarana yang cukup penting. Sebab, dengan sistem pengeringan yang optimal, maka harga produk pertanian dapat terdongkrak hingga 25 persen.