REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hari kedua pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Aisyiyah, masih membahas fokus penanganan penyakit tuberculosis (TB).
Bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, para kader TB Aisyiyah diimbau agar bisa bersinergi dengan Puskesmas di wilayah masing-masing.
Kepala Subdit TB Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, menghadiri langsung Rakornas Aisyiyah dan mengimbau terkait kader TB Aisyiyah ini.
“Kader di masyarakat sangat berperan penting dalam upaya menemukan kasus yang selama ini sulit diungkap,” ujar dia dalam Rakornas Aisyiyah dengan spirit surah al-Ma’un, yang dilaksanakan di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Kamis (14/3).
Imran menginginkan agar sinergi para kader TB Aisyiyah dengan Puskesmas, dapat mewujudkan target bebasnya TB secara nasional pada 2030 mendatang.
Apalagi Aisyiyah, kata dia, menyatakan akan konsisten dalam mengambil peran pemerintah dalam memberantas TB, melalui program ‘Eliminasi Tuberculosis’ yang didanai The Global Fund.
“Hasil utama yang saya harapkan dari pertemuan ini, adalah adanya strategi untuk implementasi program, sinergi program dengan majelis lembaga di Aisyiyah dan Muhammadiyah, serta pemutakhiran informasi terkait program penanggulangan TB di Indonesia,” papar Imran.
Koordinator Principal Recipient TB Aisyiyah, Rohimi Zamzami, saat ditemui usai Rakornas Aisyiyah, mengatakan Aisyiyah yang sudah hadir selama satu abad ini, ingin mengentaskan TB agar Indonesia bebas dari kekangan penyakit menular ini.
“Aisyiyah memasuki abad kedua, dan kami sudah harus meningkatkan dan menguatkan perjuangan dakwah dan tajdid kami, untuk mencerahkan bangsa dengan program dan kegiatan praktis yang menyentuh langsung ke masyarakat,” kata dia.
Dia mengatakan, Rakornas diadakan selama 13-16 Maret 2019, dengan menghadirkan anggota Aisyiyah dari 130 kabupaten/kota, 14 provinsi. Di antara para anggota yang hadir berjumlah sekitar 120 orang, merupakan kalangan dari profesi beragam, mulai dari dokter, psikolog, dosen, guru, pekerja sosial, komunitas, dan kader perempuan Aisyiyah.
Menjelang penutupan rakornas, kata dia, Aisyiyah terus fokus membahas penguatan internal organisasi, melalui penyusunan work plan program 2019.
“Kami membuat rancangan kerja setahun ke depan, dalam rangka mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan program secara khusus. Dan berkontribusi pada capaian program Eliminasi TB secara nasional,” kata Rohimi.
Program ‘Eliminasi Tuberculosis’ ini, dicanangkan berdasarkan data Global TB Report 2018. Laporan mencatat ada 842 ribu kasus TB sepanjang 2017.
Jumlah ini pun masih 53 persen kasus yang berhasil didata, sementara 47 persen lainnya masuk dalam kategori belum diobati atau ada yang sudah diobati tapi terhenti di tengah jalan.
Selain itu, muncul juga tantangan baru terkait pengendalian TB, ko-infeksi TB-HIV, TB Resistan Obat (TB-RO), TB Kormobid, TB pada anak, dan tantangan lain dengan kompleksitas yang semakin tinggi.