Kamis 21 Mar 2019 14:05 WIB

Dai Diminta Mampu Beradaptasi dengan Teknologi Informasi

Jangan sampai dai dan alim ulama ketinggalan dalam perkembangan teknologi informasi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi menggiatkan kaderisasi ulama dan dai kamtibmas. Hal ini dilakukan sebagai upaya melahirkan dai profesional yang sesuai dengan syariat Islam dan mampu menghadapi perkembangan teknologi informasi.

Upaya ini dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi yang menggelar pendidikan dan pelatihan (Diklat) kaderisasi ulama angkatan V tahun 2019 di Gedung Pusat Kajian Islam (Puski) Kota Sukabumi, Kamis (21/3). Diklat ini berupaya mencetak sebanyak empat puluh kader ulama dan empat puluh dai kamtibmas.

Baca Juga

"Para ulama dan dai menghadapi tantangan yang berbeda di tengah perkembangan teknologi dan informasi,’" ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi disela-sela membuka diklat kaderisasi ulama dan dai. Hal ini menyebabkan dai dan ulama memiliki tantangan yang luar biasa.

Dai dan ulama kata Fahmi, dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Jangan sampai dai dan alim ulama ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Padahal saat ini bidang dakwah semuanya ada dalam pengaruh kedua hal itu.

Contohnya tugas alim ulama terkait mencegah informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau hoaks yang kini luar biasa menyebar karena percepatan teknologi. Informasi yang tidak benar ini sampai ke ruang pribadi atau privat karena terhubung ke sarana gadget yang dimiliki mayoritas warga.

Jika tidak memiliki ketahanan dari sisi keagamaan dan kekokohan dari segi keilmuan kata Fahmi, maka para alim ulama bisa saja terjerumus dalam menyebarkan hoaks. Terutama dalam konteks Pilpres ini yang merupakan pesta demokrasi diharapkan tidak ada berita hoaks.

Sehingga kata Fahmi, pemkot mengajak mari sama-sama bersatu dan menjalin kesatuan menjaga kota aman dan kondusif. Salah satu caranya jangan percaya isu negatif yang disebarkan medsos. Bila informasi tidak benar tidak disaring maka khawatir terjadi perpecahan di masyarakat.

Kaderisasi ulama ini sambung Fahmi, diharapkan melahirkan alim ulama dan dai yang profesional. Dalam artian dakwahnya  yang sesuai tuntutan syariat Islam dan tidak mudah terprovokasi serta tidak mudah memprovokasi karena mengutamakan kroscek atau tabayun serta mampu kuasai teknologi informasi.

Lebih lanjut Fahmi menambahkan, Kota Sukabumi masih dalam kondisi aman dan kondusif berkat dukungan dari aparat keamanan yang membuat suasana sangat aman. Kondisi ini pun hadir dengan dukungan para alim ulama yang berperan dalam menyejukkan umat.

Di sisi lain kata Fahmi pemkot juga menyambut positif adanya pemberdayaan usaha warga yang dilakukan Baznas dan MUI Kota Sukabumi. ‘’ Salah satu tugas alim ulama ikut mensejahterakan umat karena bukan hanya tugas pemda,’’ cetus dia. Caranya warga diberdayakan melalui berbagai bentuk program seperti Jongko Barokah dan kelompok binaan usaha Baznas dan MUI.

Sekretaris MUI Kota Sukabumi Muh Kusoy mengatakan, diklat kaderisasi ulama ini sudah rutin dilakukan MUI. Harapannya akan lahir dai dan ulama yang menguasai ilmu keagamaan dengan baik dan menjawab tantangan zaman seperti perkembangan teknologi informasi.n riga nurul iman

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement