REPUBLIKA.CO.ID, N'DJAMENA -- Presiden Chad Idriss Deby diketahui telah memecat kepala staf angkatan bersenjata Brahim Seid Mahamat. Pemecatan itu terjadi hanya selang beberapa jam setelah aksi serangan yang dilakukan sejumlah milisi Boko Haram baru-baru ini. Jumlah korban jiwa dari kejadian tersebut mencapai 23 orang.
Channel News Asia, Ahad (24/3), melaporkan dua orang deputi juga ikut dipecat oleh Presiden Chad. Hingga berita ini ditulis, Taher Erda mengambil alih jabatan kepala staf angkatan bersenjata Chad. Erda diketahui sebagai seorang loyalis pemerintah.
Sebelumnya, sejumlah prajurit Chad terbunuh setelah diserang milisi Boko Haram, Jumat (22/3) dini hari waktu setempat. Kerusuhan kali ini terjadi di Dangdala, Chad.
Tidak hanya di dalam negeri, konflik bersenjata itu meluas bahkan hingga ke negara-negara tetangga. Total sudah 27 ribu orang menjadi korban akibat aksi Boko Haram.
Untuk menghadapi milisi bersenjata itu, suatu pasukan koalisi antarnegara telah terbentuk. Mereka terdiri atas pasukan dari Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria.
Chad merupakan negara di Benua Afrika bagian tengah. Sebagian besar wilayahnya merupakan gurun. Secara geografis, letaknya berbatasan dengan Sudan, Libya, dan Niger. Ancaman dari milisi Boko Haram membuatnya rentan. Selain itu, ada pula kelompok pemberontak Chad yang berbasis di dekat perbatasan dengan Libya.