REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, Jawa Barat menyiapkan lahan seluas lima hektare untuk perkebunan manggis. Lahan tersebut berada di Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes. Ke depannya, wilayah yang terkenal dengan kuliner Satai Marangginya ini akan memiliki perkebunan khusus manggis dalam satu hamparan.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, selama ini perkebunan manggis di wilayahnya masih ditanam dengan pola lama, yaitu di pekarangan rumah/ Kalaupun ada yang ditanam di kebun, maka tanamannya dicampur dengan pepohonan lain. Sampai saat ini, belum ada perkebunan khusus manggis yang luas dalam satu hamparan.
"Nah, mulai tahun depan kita akan punya perkebunan manggis yang luas. Bahkan, perkebunan ini bisa jadi agro wisata," ujar Anne kepada Republika.co.id.
Anne melanjutkan, lahan tersebut milik pemerintah. Untuk penataannya, diserahkan ke Dinas Pangan dan Pertanian setempat. Akan tetapi, untuk bibit pohonnya, pihaknya menginginkan supaya manggis yang ditanam nantinya itu tingginya sudah sedang.
"Tujuannya apa? Supaya, manggis yang baru ditanam itu bisa berbuah setahun kemudian. Karena kalau menanam manggis dengan pohon yang ukurannya kecil, maka berbuahnya lama. Minimalnya, dalam tiga tahun setelah tanam, baru bisa dinikmati buahnya."
Dengan adanya perkebunan satu hamparan yang cukup luas, lanjut Anne, diharapkan produksi manggis akan semakin meningkat dan ekspor manggis asal Purwakarta bisa terus ditambah.
Akan tetapi, sambung Anne, pihaknya juga ingin lebih mengenalkan manggis khas Wanayasa ke masyarakat, terutama pedagang yang belum mengerti masa panen raya manggis Purwakarta. Masa panen raya manggis Purwakarta biasanya terjadi setiap Februari sampai Maret. Bahkan, tahun ini masa panennya lebih lama, sampai ke April.
Karena itu, selama panen raya ini diharapkan pedagang tidak menjual manggis di pasar lokal dari daerah lain. "Harus manggis dari sentra buah. Di Purwakarta, ada empat kecamatan yang jadi sentra manggis, yaitu Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, dan Darangdan," kata Anna.