Rabu 27 Mar 2019 00:01 WIB

Ekspor Perdana CBU Honda ke Filipina dan Vietnam Mulai April

Ekspor CBU produk Honda berjenis Freed dilakukan ke sejumlah negara.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Presiden Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Takehiro Watanabe bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengendari mobil All New Honda Brio saat seremoni produksi perdana All New Honda Brio untuk pasar ekspor dan perayaan ulang tahun PT Honda Prospect Motor ke-20 di Pabrik Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Takehiro Watanabe bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengendari mobil All New Honda Brio saat seremoni produksi perdana All New Honda Brio untuk pasar ekspor dan perayaan ulang tahun PT Honda Prospect Motor ke-20 di Pabrik Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Direktur Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengatakan, ekspor produk completly buit up (CBU) atau produk jadi dengan jenis All New Brio akan dilakukan pada April mendatang. Kendati demikian, pihaknya belum menetapkan jumlah ekspor CBU yang akan dikirim.

“Untuk tahap pertama, jumlah CBU yang akan diekspor belum bisa kami rilis,” kata Jonfis kepada wartawan usai meluncurkan All New Brio yang akan diekspor, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3).

Baca Juga

Sebelumnya diketahui, ekspor CBU produk Honda berjenis Freed dilakukan ke sejumlah negara. Antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam. Sementara itu pemilihan target pasar ke Filipina dan Vietnam dikarenakan adanya karakteristik konsumen yang hampir sama dengan konsumen Indonesia.

Baik dari sisi lingkungan maupun entry level yang ada di kedua negara tersebut. Dia menuturkan, produk ekspor CBU Honda Brio ke Filipina dan Vietnam tidak berbeda jauh dari produk Brio yang ada di Indonesia.

Sepanjang diluncurkan pada 2011, Honda telah menjual 280 ribu unit jenis Brio yang diproduksi di Karawang. Sedangkan pada 2019, kata dia, total jumlah produksi Honda Brio mencapai 50 ribu unit. Nantinya, terkait harga penjualan produk ekspor yang dilakukan di Filipina dan Vietnam, pihaknya masih perlu mengharmonisasi dengan peraturan serta kebijakan industri serta perpajakan yang berlaku di negara ekspor tujuan.

Sementara itu sejauh ini, dia menjelaskan, Honda belum membidik pasar lainnya untuk tujuan ekspor CBU. Kendati demikian, ekspor komponen kendaraan sudah dilakukan secara rutin ke 12 negara tujuan meliputi Jepang, Thailand, Malaysia, India, Pakistan, Filipina, Vietnam, Brazil, Argentina, Meksiko, Taiwan, hingga Amerika.

“Nilai ekspor CBU All New Brio yang kita lakukan ke Filipinda dan Vietnam mencapai Rp 1 triliun dengan TKDN (nilai tingkat komponen dalam negeri) mencapai 89 persen,” katanya.

Dia melanjutkan, untuk memacu produktivitas industri otomotif, pihaknya terus mengembangkan potensi konten lokal sesuai dengan arahan Kementerian Perindustrian. Pengembangan konten lokal, lanjut Jonfis, merupakan kunci peningkatan daya saing di tingkat global. Dia mencontohkan, dalam produksi Brio saja, respons konsumen Indonesia cukup baik dengan dilihat dari capaian volume yang diterima Honda.

Presiden Direktur PT HPM Takehiro Watanabe menilai, Indonesia merupakan pasar sekaligus kontributor penting bagi Honda. Untuk itu pihaknya berkomitmen melakukan peningkatan investasi melalui pembangunan berbagai fasilitas serta memproduksi beberapa model yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.

“Indonesia adalah contoh ideal yang menggambarkan kebijakan produksi Honda, yakni melakukan produksi di mana terdapat permintaan di dalamnya,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement