REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab dijadwalkan dihelat di Tunis, Tunisia, Ahad (31). Dalam KTT tersebut, salah satu isu yang akan dibahas adalah perihal diakuinya Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel oleh Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Liga Arab Mahmoud Afifi mengungkapkan, seluruh anggota Liga Arab berencana merilis proklamasi tentang Golan. Para pakar hubungan internasional memprediksi pernyataan yang dikeluarkan akan lebih dari sekadar kecaman atas keputusan AS.
“Ini akan menjadi pernyataan yang sangat kuat. Tapi saya ragu bahwa ini akan memiliki efek politik yang benar,” kata profesor hubungan internasional di Universitas Denver Ahmed Abd Rabou.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) kemungkinan akan meredupkan protesnya terhadap keputusan AS mengakui kedaulatan Israel atas Golan. Sebab kedua negara, bagaimanapun, membutuhkan dukungan AS untuk menekan Iran.
Liga Arab sebelumnya telah merilis pernyataan bernada kecaman terhadap langkah AS mengakui Golan sebagai wilayah Israel. Liga Arab mengatakan hal tersebut tidak serta merta mengubah status Golan sebagai wilayah Suriah yang diduduki Israel.
Menurut Liga Arab, legitimasi pendudukan Israel adalah orientasi baru kebijakan AS. Hal itu telah sepenuhnya selaras dengan posisi dan keinginan Israel. "Semua ini akan dibahas pada KTT (LigaArab) pekan delan di Tunisia," kata Liga Arab dalam sebuah pernyataan pada Senin (25/3).
Presiden AS Donald Trump telah secara resmi mengakui Golan sebagai wilayah Israel. Hal itu seketika menuai banyak kecaman dan protes, tidak hanya dari negara-negara Arab, tapi juga Eropa, seperti Prancis dan Jerman. Mereka menilai langkah Trump melanggar ketentuan resolusi dan hukum internasional.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump mengakui Golan sebagai bagian dari teritorial negaranya. "Presiden Trump membuat sejarah dan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," katanya.