REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG---Program English For Ulama (EFU) telah usai. Peserta angkatan pertama, terpilih sebanyak 30 orang dari 265 ulama yang mendaftar. Mereka, telah mengikuti program EFU yang sudah berjalan dari 28 Maret hingga 11 April 2019.
Menurut salah seorang peserta EFU, Ihya Ulumudin, ia sangat bersyukur bisa menyelesaikan pelatihan ini. Karena, setelah dua pekan mengikuti pelatihan EFU, banyak ilmu yang diperolehnya.
"Alhamdulillah bagi saya ini kesempatan baik banget agar ulama bisa menguasai bahasa Inggris setelah mengikuti program ini," ujar Ihya yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMA Cipulus-Purwakarta sekaligus instruktur kungfu dan mengajar di majelis ta'lim ini kepada wartawan di Gedung Sate, Kamis (11/4).
Ihya menilai, program EFU ini sangat bagus karena sebagai ulama bisa mendapatkan wadah untuk berkontribusi menyebarkan islam yang toleran, islam yang moderat dan islam yang damai dari Jabar dan Indonesia ke pentas dunia.
"Saya ikut pelatihan itu dari 28 maret sampai 10 April. Nah hari ini penutupan," katanya.
Ihya mengaku, banyak sekali ilmu yang didapat oleh semua peserta. Bahkan, ulama tak hanya mendapat ilmu dari sisi pendalaman Bahasa Inggrisnya saja agar bisa lebih percaya diri berkomunikasi. Namun, semua peserta mendapatkan pendalaman dari sisi konten keislaman.
"Ini, sangat-sangat bermanfaat bagi kami. Dan mempelajari budaya-budaya yang ada di barat seperti apa," katanya.
Selain itu, kata dia, semua ulama juga mempelajari jembatan seperti apa ketika kita menyebarkan islam yang damai dan toleran ke pentas dunia. Apalagi, selesai dari program ini Pemprov Jabar akan mengirim ulama ke Inggris.
"Tentu, saya sangat bersedia ikut ke Inggris. Kan jelas sesuai temanya menyebarkan islam yang damai, peace full," katanya.
Menurut Ihya, ia pun ingin memberikan pemahaman tentang gender perempuan dan laki yang sering dinilai seakan tak adil pada negara barat. "Padahal kan sebenarnya ga gitu. Ini loh di Jabar dan Indonesia damai ga ada perang saudara," katanya.
Ihya mengatakan, ia pun ingin menjelaskan pada semua masyarakat dunia kalau di Indonesia ada islam nusantara yang merupakan jargon untuk islam NU. Islam ini, secara syariah maupun aqidah sama. "Islam nusantara ini ada yang khusus. Islam Indonesia banyak shalawatan. Maulid nabi ditengah jalan di lain negara kan susah. Ini islam nusantara unik," katanya.
Ihya menjelaskan, latar belakang dirinya adalah ia kuliah mengambil jurusan S1 agama islam dan S2 Bahasa Inggris. Ia pun, menulis 3 buku bahasa Inggris. Di antaranya English is easy dan buku bahasa inggris untuk jaringan sekolah islam terpadu.
Semua peserta, kata dia, pada dasarnya memiliki modal Bahasa Inggris yang bagus. Karena, memang ada proses penyaringan dari 215 pendaftar di saring harus melewati dua tahap. Pertama, selesksi di UIN Sunan Gunung Jati di pusat bahasanya dari 215 yang lolos ada 60 orang.
"Nah tahap kedua dari 60 jadi 30 orang yang ikut EFU," katanya.