REPUBLIKA.CO.ID, MARICOPA -- Seorang perempuan di Amerika Serikat (AS) dituduh melecehkan seorang pria lewat pesan teks, yang berjumlah lebih dari 150 ribu buah. Perempuan asal Phoenix, AS, itu menyatakan penahanannya atas dasar pesan teks sangat konyol.
"Saya tidak percaya hal itu berubah menjadi seperti ini. Saya tidak percaya saya benar-benar dipenjara karena beberapa pesan teks," kata Jacqueline Ades dalam sebuah wawancara dengan The Arizona Republic, dilansir dari Fox News, Ahad (21/4).
Perempuan bernama Jacqueline Ades itu bertemu seorang pria bernama Luxi melalui situs kencan untuk para jutawan. Keduanya pergi pada satu waktu, tetapi Ades diduga menjadi tergila-gila dan terus mengejarnya.
Namun, pria yang dikatakan sebagai CEO sebuah perusahaan produk perawatan kulit itu tidak tertarik pada suatu hubungan. Luxy dilaporkan menelepon polisi pada Juli 2017 ketika dia menemukan Ades diparkir di luar rumahnya.
Setelah itu, Ades diduga mulai mengiriminya teks-teks yang mengancam. Bahkan, Ades diduga mengancam akan membuat ginjal si pria menjadi sushi.
Ades sempat ditahan di penjara di Maricopa County sekitar satu tahun. Namun, sidang pada Maret lalu menyatakan Ades tidak sehat secara mental. Hal itu setelah sidang mengevaluasi kondisi kejiwaannya.
Sementara itu, Ades membantah telah melakukan penguntitan. Ades juga mengatakan dia hanya bermain-main.
"Saya berkata, 'Jika saya memiliki imajinasi yang menyimpang, apa yang akan saya pikirkan?' Kemudian, saya menulis semua hal aneh ini. Persis, seperti, saya benar-benar bermain dengan imajinasiku dan ternyata itu membuatnya takut,” kata dia.
Bahkan, Ades menyatakan, ia tidak takut ke pengadilan karena yakin akan dibebaskan. Ades juga meyakini pengadilan bakal mempersatukannya dengan pria yang disukainya.