Kamis 02 May 2019 18:43 WIB

BI: Inflasi Mei-Juni Tinggi Musiman

Inflasi keseluruhan tahun diperkirakan akan tetap terjaga 3,5 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (2/5) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan inflasi bulan Mei-Juni dapat kembali meningkat. Ini merupakan imbas dari inflasi pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. 

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyampaikan inflasi April saat ini terjadi pada beberapa bahan makanan. Mulai dari bawang merah, bawang putih, hingga transportasi.

Baca Juga

"Bisa jadi terjadi meningkat lagi, tapi kita optimis karena ada juga yang deflasi seperti beras, ini akan berangsur menurun," kata Onny, Jumat (2/5). 

Menurutnya, BI optimistis meski inflasi April cukup tinggi pada 0,8 persen. Namun, ia meyakini inflasi keseluruhan tahun akan tetap terjaga, yakni di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen. 

Onny mengatakan inflasi pada bulan-bulan Ramadhan biasanya meningkat dan berada di puncaknya dalam satu tahun. Sama seperti pada Desember yang biasanya juga mengalami inflasi. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter R Abdullah menyampaikan peningkatan inflasi cukup signifikan pada bulan April ini utamanya terjadi di kelompok bahan pangan. Seperti pada harga bawang putih dan bawang merah mengalami lonjakan yang sangat tinggi karena terbatasnya pasokan. 

Demikian juga dengan harga daging ayam dan cabai keriting serta cabai merah besar. Piter menilai sejauh ini angka inflasi tersebut masih cukup terjaga. Namun tantangan berikutnya adalah menjaga inflasi bulan Mei-Juni yang diperkirakan lebih menantang.

"Kesuksesan pemerintah selama tiga tahun terakhir menjaga inflasi umumnya ditandai oleh keberhasilan menahan kenaikan harga di masa ramadhan dan lebaran," kata Piter.

Ia juga menggarisbawahi bahwa untuk bulan Mei perlu dicatat akan ada kenaikan harga tarif transportasi khususnya online. Ini seiring dengan berlakunya penyesuaian tarif untuk transportasi online. 

Di sisi lain menjelang Lebaran harga tiket seperti biasa pasti akan naik. Sementara saat ini harganya juga sudah cukup dirasakan tinggi. Menurutnya, selama pemerintah bisa menjaga dua bulan ini, tidak menaikkan BBM atau gas subsidi dan tarif dasar listrik, maka inflasi akan terjaga di kisaran 3,5 persen plus minus satu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement