Senin 06 May 2019 12:35 WIB

Mesir Tengahi Gencatan Senjata Palestina-Israel

Sebanyak 19 warga Palestina tewas karena serangan roket Israel.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Asap membubung tinggi akibat serangan roket Israel ke Kota Gaza
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Asap membubung tinggi akibat serangan roket Israel ke Kota Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gelombang kekerasan yang mematikan di Jalur Gaza, dan Israel selatan mulai mereda. Para pejabat Palestina melaporkan bahwa Mesir telah menengahi gencatan senjata pada Senin (6/5) pagi.

Putaran terakhir pertempuran terjadi tiga hari lalu, kemudian memuncak pada Ahad (5/5). Dari serangan Israel menewaskan 19 warga Palestina, lebih dari setengahnya warga sipil. Sementara roket dan rudal dari Gaza menewaskan empat warga sipil di Israel. 

Baca Juga

Dua pejabat Palestina dan sebuah stasiun TV milik Hamas mengatakan gencatan senjata telah dicapai pada pukul 04.30 pagi (0130 GMT). Kemudian tampaknya mereka telah menghentikan aksinya agar tidak meluas.

Sementara para pejabat Israel tidak berkomentar apakah gencatan senjata telah dicapai. Militer Israel mengatakan, lebih dari 600 roket dan proyektil lainnya menyasar ke kota dan desa Israel. 

Namun, lebih dari 150 di antaranya dicegat oleh sistem anti-rudal Iron Dome. Disebutkan pihaknya menyerang sekitar 320 target milik kelompok di Gaza.

Sirene roket di Israel selatan menyala terus menerus selama akhir pekan yang membuat penduduk berlarian untuk berlindung. Militer Israel melaporkan tidak ada serangan udara baru di Gaza.

Mesir dan PBB telah berusaha menengahi gencatan senjata. Sebelumnya menurut keterangan militer Israel, gejolak dimulai ketika seorang penembak jitu dari kelompok pejuang Palestina, Islamic Jihad menembaki pasukan Israel. Dari kejadian itu, melukai dua tentaranya.

Sementara Islamic Jihad menuduh Israel menunda implementasi kesepakatan sebelumnya dalam upaya untuk mengakhiri kekerasan dan mengurangi kesulitan ekonomi Gaza. Analis urusan strategis Israel mengatakan, baik Islamic Jihad dan Hamas tampaknya yakin mereka memiliki pengaruh untuk mendesak konsesi dari Israel.

Adapun sekitar dua juta warga Palestina tinggal di Gaza. Kondisi ekonomi mereka telah menderita selama bertahun-tahun karena blokade Israel dan Mesir. Selain itu, terdapat pemotongan bantuan asing baru-baru ini dan sanksi oleh Otoritas Palestina, saingan Hamas yang berbasis di Tepi Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement