REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER — Perjalanan Manchester United sepanjang musim 2018/2019 boleh dibilang sangat mengecewakan karena didominasi catatan minor. Iblis Merah harus puas finis di urutan keenam klasemen akhir Liga Primer Inggris dengan raihan 66 angka, terpaut 32 poin di belakang juara Manchester City.
Sebuah rapor merah didapat skuat polesan Ole Gunnar Solskjaer. Manchester United harus melupakan Liga Champions musim depan dan turun kelas bermain di Liga Europa. Dua catatan minor itu membuat kualitas Solskjaer sebagai juru taktik dipertanyakan.
Beban berat harus dipikul Solskjaer sebagai pelatih Manchester United. Pria asal Norwegia itu datang ke Old Trafford menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018 yang dipecat manajemen.
Awalnya, Solskjaer menghadirkan angin segar dan dijuluki dewa penyelamat karena mampu membawa Manchester United memetik 10 kemenangan dalam 11 laga pertamanya. Prestasi spektakuler Solskjaer melangit ketika Manchester United mampu mendepak Paris Saint-Germain (PSG) dari Liga Champions lewat comeback epik.
Pujian mengalir deras buat the Baby-Faced Assassin. Manajemen Iblis Merah pun akhirnya memberikannya jabatan permanen sebagai pelatih. Sayang, catatan manis Solskjaer bersama Manchester United tak berlangsung lama. Sejak dipermanenkan, klub rival Manchester City, itu kembali melempem.
Ole Gunnar Solskjaer
Disingkirkan Barcelona dari Liga Champions. Begitu juga rentetan hasil minor di Liga Primer Inggris. Termasuk juga Piala FA. Ini tentu bukan semata-mata kesalahan Solskjaer. Pasalnya, Mourinho juga sempat berada dalam tren negatif ketika menukangi Manchester United.
Solskjaer mengaku malu saat para suporter Manchester United memberikan tepuk tangan untuk pemain mereka setelah kalah 0-2 oleh Cardiff City di depan publik Old Trafford. Laga terakhir di Liga Primer Inggris musim 2018/2019. Ya, Iblis Merah mengakhiri musim dengan mengecewakan ketika mereka dikalahkan oleh tim yang sudah terdegradasi, Cardiff.
Skuat Manchester United
Solskjaer sadar memperkecil jarak dengan klub-klub rival akan mendapatkan rintangan yang cukup besar, tapi ia yakin timnya bisa bangkit kembali musim depan. "Kami bukan klub yang seharusnya berada di urutan keenam. Memalukan ketika Anda berjalan keluar lapangan dan mendapatkan dukungan yang dari para suporter," kata Solskjaer kepada Sky Sports.
Ole, begitu Solskjaer biasa disapa, mengakui tim yang dipimpinnya membutuhkan keajaiban untuk menjadi juara Liga Primer Inggris tahun depan mengingat peningkatan yang telah dicapai saingan-saingan mereka.
"Saya pikir saya sudah cukup jujur untuk mengatakan tantangan untuk gelar tahun depan akan memerlukan musim yang ajaib karena saat ini kami tertinggal jauh dalam pengumpulan poin," kata Solskjaer dikutip Reuters.