REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Katupek atau ketupat gulai tunjang menjadi makanan favorit warga Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, Sumatra Barat, untuk berbuka puasa. Makanan tersebut biasanya dijual di Pasar Kurai Taji yang biasa disebut dengan los lambuang atau lambung.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengatakan biasanya pedagang di pasar itu menjual makanan tersebut selama 24 jam dengan sistem bergantian. Namun saat Ramadhan banyak pedagang musiman yang menjual makanan itu.
Pedagang musiman tersebut berjualan di pasar pabukoaan yang disediakan oleh Pemerintah Kota Pariaman di parkiran Pasar Kurai Taji. "Biasanya yang berjualan katupek di los lambuang tujuh orang namun sekarang bertambah," katanya.
Selain katupek gulai tunjang, lanjutnya di pasar tersebut juga dijual katupek gulai paku atau gulai pakis, sate, dan teh talua. Ia menjelaskan dinamakannya pasar tersebut sebagai los lambuang karena menjual makanan terutama sarapan.
"Bahkan tidak lengkap datang ke Pariaman jika tidak datang ke los lambuang dan mencicipi kelezatan makanan yang ada," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang katupek gulai tunjang musiman Emide mengatakan biasanya ia menjual serabi di pasar tersebut. "Namun setiap Ramadhan saya menjual katupek gulai tunjang karena selalu laris," kata dia.
Ia mengatakan bahan utama membuat gulai tunjang tersebut yaitu kaki atau tungkai bawah kerbau yang dipotong-potong yang dijual Rp 30 ribu per porsi. Keuntungan yang diraihnya setiap hari dari menjual makanan tersebut mencapai 50 persen.
"Modal hanya Rp 100 ribu sedangkan hasil jual beli mencapai Rp 150 ribu," ujar dia.