REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak seluruh elemen masyarakat bangsa untuk menghormati hasil pemilu yang akan ditetapkan pada 22 Mei 2019.
"Kepada para penyelenggara pemilu, aparat keamanan TNI/Polri dan seluruh unsur masyarakat, mari kita hormati bersama hasil pemilu ini," kata Ketua MUI Provinsi NTTAbdul Kadir Makarim kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (18/5).
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap situasi nasional saat ini menjelang penetapan hasil Pemilu serentak yang akan dilakukan KPU pada 22 dan 25 Mei mendatang.
MUI NTT mengapresiasi pelaksanaan Pemilu 2019 yang berlangsung transparan, jujur, adil, dan demokratis.
MUI NTT juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia agar perbedaan pilihan politik dalam Pemilu 2019 tidak boleh merusak kerukunan dan kedamaian di negara ini.
"Kemarin kita mungkin berbeda pilihan politik, tetapi semua adalah satu warga bangsa. Mari bersama menjaga kerukunan dan kedamaian di negara ini dari usaha-usaha untuk memecah belah," katanya.
MUI tidak ingin pesta demokrasi lima tahunan ini menjadi ajang untuk saling menyerang antara sesama anak bangsa, apalagi mengganggu kerukunan dan kedamaian.
Dia mengimbau para elite politik untuk tidak lagi membuat pernyataan-pernyataan yang dapat memecah belah warga bangsa dan mengadu domba sesama warga.
"Pesta sudah selesai. Mari kita bergandengan tangan untuk mendukung pemimpin pilihan rakyat untuk bersama membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik dan dihormati oleh bangsa lain," kata Abdul Kadir Makarim.