Ahad 26 May 2019 12:20 WIB

NTT Kembangkan Pariwisata Digital, Begini Modelnya

NTT menggandeng startup GOERS mengembangkan pariwisata digital.

Red: Dwi Murdaningsih
Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman terkait kerjasama pengembangan pariwisata secara digital antara Dinas Pariwisata NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten/kota se NTT dengan salah satu startup di Indonesia GOERS, Sabtu (25/5) di NTT.
Foto: kemendes
Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman terkait kerjasama pengembangan pariwisata secara digital antara Dinas Pariwisata NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten/kota se NTT dengan salah satu startup di Indonesia GOERS, Sabtu (25/5) di NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mengembangkan pariwisata digital. Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman terkait kerjasama pengembangan pariwisata secara digital antara Dinas Pariwisata NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten/kota se NTT dengan salah satu startup di Indonesia GOERS, Sabtu (25/5) di NTT.

MoU ini menjadi dasar untuk menjalankan kerjasama pengembangan pariwisata berbasis digital di NTT di masa mendatang. Menurutnya GOERS merupakan salah satu solusi praktis yang ditawarkan untuk memulai langkah dalam membangun pariwisata di NTT secara digital. GOERS merupakan salah satu platform digital pariwisata yang bergerak pada bidang ticketing secara online terkait paket pariwisata, event, film, dan aktivitas lainnya.

Baca Juga

"Disini, GOERS dibantu oleh Caventer Indonesia, yaitu tour operator di Indonesia yang memiliki kegiatan community development atau pendampingan kepada para pelaku pariwisata untuk memahami bagaimana mengembangkan potensi pariwisata yang mereka miliki," katanya.

photo
Penandatanganan Nota Kesepahaman terkait kerjasama pengembangan pariwisata secara digital antara Dinas Pariwisata NTT dan Dinas Pariwisata Kabupaten/kota se NTT dengan salah satu startup di Indonesia GOERS, Sabtu (25/5) di NTT.

Kerja sama yang akan dibangun secara bertahap adalah dengan membuatkan paket pariwisata yang akan dipasarkan secara digital serta membangun e-ticketing pada setiap destinasi. Penerapan paket pariwisata secara digital dapat menjadi solusi pemasaran yang memiliki cakupan secara luas dan dapat menarik sebanyak mungkin wisatawan lokal maupun mancanegara ke destinasi-destinasi di NTT.

"Sedangkan penerapan e-ticketing dapat menjadi solusi untuk memperbaiki sistem pengelolaan destinasi menjadi lebih baik kedepannya, terutama pada manajemen keuangan ataupun data mining yang selama ini menjadi kelemahan pada sebagian besar destinasi pariwisata di Daerah Tertinggal," katanya.

Saat ini terdapat 122 daerah tertinggal di Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019. 122 daerah tertinggal tersebut tersebar di 24 provinsi, salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Padahal, NTT menjadi salah satu provinsi yang memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Sesuai dengan data BPS, NTT memiliki 443 destinasi wisata yang dipecah dalam daya tarik pariwisata alam, budaya, minat khusus dan buatan. Sedangkan jika dilihat dari Data Podes 2018, NTT memiliki jumlah 920 objek wisata.

Potensi besar pariwisata di NTT menjadi salah satu jalan dalam upaya mengentaskan ketertinggalan disana. Selama 7 tahun terakhir, wisatawan domestik dan mancanegara yang telah datang di NTT adalah sebanyak 3,6 juta orang. Angka ini diharapkan akan dapat terus naik seiring dengan upaya pembangunan pariwisata yang saat ini tengah dilakukan, salah satunya adalah promosi melalui sistem digital.

"Sistem digital ini menjadi salah satu upaya percepatan pembangunan pariwisata di daerah tertinggal yang inovatif, mengingat perkembangan digital di Indonesia saat ini menjadi salah satu yang tercepat dan berangsur-angsur masuk dalam semua lini kehidupan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement