REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari akan berada tepat di atas Ka’bah sore nanti. Pada peristiwa yang disebut Istiwq A'dham atau Rashdul Qiblah itu, bayangan benda yang terkena sinar matahari akan menunjuk tepat ke arah kiblat. Kendati demikian Pengurus Masjid Istiqlal memutuskan tidak melakukan verifikasi arah kiblat pada momentum tersebut.
“Nggak (melakukan verifikasi arah kiblat), dari dulu kita nggak, sejak zaman Pak Ali Mustofa Yakub kita nggak (melakukan),” kata Humas Protokoler Masjid Istiqlal, Abu Hurairal Abdul Salam kepada Republika.co.id, Selasa (28/5).
Abu pun mengungkapkan alasan mengapa Masjid Istiqlal tak melakukan verifikasi arah kiblat saat matahari berada tepat di atas Ka’bah sore nanti. Menurut Abu, Masjid Istiqlal berpendapat, untuk menghadap kiblat tak mesti harus lurus persis sejajar dengan Ka'bah, melainkan cukup menghadap ke arah kiblat.
“Bahwa menghadap ke kiblat itu tidak mesti titiknya lurus persis dari Jakarta ke Ka’bah, yang penting arahnya ke sana saja, nggak perlu karpetnya dibelok-belokkan,” katanya.
Dalam keterangan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Uraian Binsyar) Kementerian Agama, Agus Salim mengatakan berdasarkan data astronomi peristiwa matahari melintas tepat di Ka'bah terjadi pada Senin (27/5) dan Selasa (28/5) pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 Wita. Ia menyatakan momentum tersebut dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblat. Berdasarkan data perkiraan BMKG, kondisi tersebut akan terulang kembali pada Juli, tepatnya 15-16 Juli sekitar pukul 16.28 WIB.