REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lazismu memfasilitasi penyandang disabilitas untuk dapat mudik dengan aman yang didukung oleh YBM PLN. Melalui program MudikMu Aman, Lazismu menargetkan 80 titik Posko Mudikmu Aman di pulau Jawa.
Arus mudik 2019 diperkirakan mengalami puncaknya Jumat (31/5). Moda transportasi darat, laut dan udara menjadi pilihan para pemudik untuk pulang ke kampung halamannya.
Sebagai tradisi mudik setahun sekali hal yang menyenangkan. Namun bagi sebagian yang lain mudik satu hal yang sulit diakses bagi penyandang disabilitas. Dalam kondisi itu, penyandang disabilitas perlu mendapat akses sehingga kerentanan saat mudik dapat diminimalkan.
Catur Sigit Nugroho salah seorang penyandang disabiltas menceritakan pengalamannya saat mudik. Ia kesulitan saat berada dalam kendaraan sehingga merasa tak nyaman. Akses ke tolilet pun sulit jika waktunya rehat sejenak selama dalam perjalanan.
“Saya mengakui mudik bagi penyandang disabilitas membutuhkan biaya yang tinggi. Hal ini bukan karena sesuatu yang lain, tapi memang karena keterbatasan fisik,” kata Sigit yang juga Koordinator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta (30/5).
Lazismu memfasilitasi penyandang disabilitas untuk dapat mudik dengan aman yang didukung oleh YBM PLN.
Sigit menambahkan perlu kesabaran ekstra sama seperti pemudik umum lainnya. Maka hal yang wajar jika penyandang disabilitas mendapat perlakuan yang khusus dari pemerintah dalam setiap moda transportasi, jelasnya.
Sigit mengatakan tahun lalu saja kami membawa toilet portabel untuk memudahkan akses dalam perjalanan selama mudik. “Tahun ini juga kami membawa toilet yang sama yang tentu saja sudah ditambahkan kekurangannya belajar dari mudik tahun lalu,” ucap dia.
Dari sisi kesehataan penyandang disabilitas ini juga mendapat layanan kesehatan dari Pelkesi yang dipimpin dr. Luisa A. Langi dari UKI. Menurutnya mudik harus sehat, karena itu semua layanan kesehatan ini diberikan gratis.
Hal senada disampaikan Ira Manulang selaku Direktur Esekutif Pelkesi yang fokus pada kelompok disabilitas. “Mereka tak perlu rasa malu untuk memanfaatkan layanan yang sama dengan pasien umum lainnya. Apalagi kami mendorong di 4 kabupaten utnuk rumah sakit ramah disabilitas,” katanya.
Lazismu memfasilitasi penyandang disabilitas untuk dapat mudik dengan aman yang didukung oleh YBM PLN.
Pelepasan MRAD
Direktur Fundraising dan Kerjasama Lazismu, Rizaludin Kurniawan, menilai sejak tahun lalu Lazismu memfasilitasi mudik penyandang disabilitas. Mereka memerlukan akses yang berbeda cara penanganannya.
Untuk mewujudkan mudik aman Lazismu menyediakan akses untuk penyandang disabilitas yang bekerjasama dengan Yayasan Baitul Maal PLN (YBM PLN) dan Kementerian Sosial dan pihak ASDP. Sebelum pelepasan Lazismu memberikan bantuan Kado Ramadhan untuk penyandang disabilitas.
Sebanyak 195 penyandang disabilitas dilepas dengan menggunakan kendaraan berupa mobil akses dan toilet portabel yang diberi nama Mobil Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD). Bagi Lazismu, tujuan melayani mereka adalah supaya kaum disabilitas dapat menikmati mudik yang aman dan nyaman.
Menurut Rizal, sosialisasi dan advokasi bersama ini langkah nyata bagi pemenuhan hak dan akses kelompok disabilitas sesuai undang-undnag yang harus diimplementasikan.
Sementara itu, Deputi Direktur YBM PLN Salman Alfarisi., mengatakan pihaknya menyambut baik program ini. Semoga dapat terus terjalin kerjasama antar lembaga filantropi agar memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat. Kami berharap teman-teman disablitas dapat perlindungan dengan nyaman.