Senin 24 Jun 2019 04:04 WIB

Berkah Istiqamah

Allah akan menjadi pelindung bagi orang yang istiqamah dengan keyakinannya,

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Syukur

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah) maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), 'Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian bersedih hati dan bergembiralah kalian dengan (memperolah) surga yang telah dijanjikan pada kalian.'" (QS Fussilat [41]: 30).

Ayat tersebut menjelaskan dampak istiqamah dalam keimanan kepada Allah. Orang yang istiqamah dengan keyakinannya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan ia melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan- Nya, niscaya ia akan mendapatkan beberapa keistimewaan.

Di antaranya ialah mendapat kabar gembira dari malaikat bahwa ia tidak perlu takut atau bersedih hati, kapan pun dan dimanapun, baik di dunia maupun akhirat. Orang itu juga akan memperoleh kabar gembira bahwa ia mendapat jaminan surga dari Allah SWT, yakni surga yang sesuai dengan yang dijanjikan Allah kepadanya. Surga yang segala kenikmatan dan kebaikan ada di dalamnya.

Kemudian, Allah melanjutkan janjinya kepada orang itu, "Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh apa yang kalian minta. Sebagai penghormatan (bagi kalian) dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Fussilat [41]: 31-32).

Allah akan menjadi pelindung bagi orang yang istiqamah dengan keyakinannya, baik ketika ia masih di dunia maupun ketika ia sudah berada di alam akhirat. Melindunginya dari marabahaya, membantunya dalam segala hal, bahkan menyayanginya melebihi kasih sayang seorang ibu kepada bayinya.

Kunci untuk mendapat berbagai keistimewaan itu adalah istiqamah dalam keimanan. Istiqamah berasal dari bahasa Arab yang akar katanya terdiri atas huruf qaf, wawu, dan mim, yang bisa berarti 'tegak lurus, sikap teguh pendirian, konsekuen, tetap dalam pendirian, lurus, dan benar'.

Namun, ketika kata ini ditambah dengan huruf alif, sin, dan ta' menjadi istiqamah maka akan mengandung makna li al talab, yang berarti 'permohonan yang disertai usaha untuk tetap kuat dalam mempertahankan pendirian'.

Jadi, istiqamah tidak hanya dikhususkan untuk orang yang sudah kuat dalam pendiriannya tetapi juga mencakup orang yang sedang berusaha untuk menjadi orang yang kuat pendiriannya.

Orang yang istiqamah dalam keimanannya adalah orang yang berusaha tetap teguh menjaga keyakinan akan keesaan Allah, tetap kokoh de ngan keyakinannya akan kebenaran agamanya, lalu mengikrarkannya dengan lisan, dan mem prak tikkannya dalam laku perbuatan sehari-hari.

Keimanan yang selalu dilanggengkan seperti ini yang Rasulullah ajarkan kepada sahabatnya, Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi ketika memohon, "Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu kalimat (hikmah) tentang ajaran Islam yang membuatku tidak perlu bertanya kepada siapa pun selain engkau." Rasulullah menjawab, "Katakan, 'Aku beriman kepada Allah,' lalu beristiqamahlah." (HR Muslim dan al-Nasai). Wallahualam. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement