REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Motor Ducati gagal menunjukan performa apik saat turun di GP Jerman di Sirkut Sachsenring, Ahad (7/7). GP Jerman seolah menunjukkan batasan dari mesin Desmosedici.
Danilo Petrucci menjadi pebalap tercepat Ducati hari itu yang finis P4 namun dengan jarak cukup jauh, 16,577 detik, dari sang juara lomba, Marc Marquez (Repsol Honda). Rekan satu tim, Andrea Dovizioso dan pebalap tim satelit Jack Miller (Pramac Racing) finis tak jauh di belakang pebalap bernomor 9 itu.
"Tentu Andrea dan aku hari ini menunjukkan batasan dari motor, juga Jack karena kami, tiga Ducati, tiba bersama. Jadi mungkin ini sudah maksimal dari motor kami," kata Petrucci seperti dikutip laman resmi MotoGP.
"Sangat, sangat sulit untuk mengendarai motor dengan kondisi seperti ini. Akan tetapi kami selalu kesulitan di trek ini, paling tidak kami mampu mengemas poin, tapi pemuncak kejuaraan sangat lah jauh dari kami," kata sang pebalap asal Italia itu.
Ducati juga mengalami hasil buruk di kualifikasi GP Jerman setelah Petrucci dan Dovi hanya mampu mengunci posisi start P12 dan P13. Hanya Miller yang menemukan seting ban yang pas untuk start dari P5.
"Kami tahu Sachsenring bukan yang terbaik untuk motor kami, tapi jaraknya terlalu besar. Juga di dua balapan terakhir, kami tak mampu bertarung untuk podium. Ini buruk," ujar Dovizioso.
"Di balapan-balapan selanjutnya kami akan lebih kompetitif karena layout dari trek tapi daya saing kami tidak cukup bagus saat ini," katanya.
Dovi hanya mampu mengemas 11 poin untuk tetap menjaga asa di peringkat dua klasemen pebalap, terpaut 58 poin dari Marquez di puncak. Pebalap bernomor 04 itu menyadari jika Honda dan Marquez semakin kuat, ditambah performa Suzuki dan Yamaha yang lebih baik dari musim sebelumnya.
Setelah GP Jerman, MotoGP akan menjalani libur musim panas sebelum melanjutkan balapan seri kesepuluh MotoGP di Sirkuit Brno, Republik Ceko pada 4 Augustus dan dilanjutka sesi tes resmi tengah musim di sana pada hari berikutnya. "Kami punya sesuatu untuk diuji di Brno dan kita lihat apakah kami bisa menemukan jalannya tapi tetap saja kami perlu sebuah strategi ke depan," kata Dovi.