REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono mengatakan, jumlah eksportir milenial pertanian kian bertumbuh. Meski jumlah petani secara keseluruhan relatif berkurang, dia menilai kalangan milenial mulai melirik bisnis di sektor pertanian.
Dia menjelaskan, saat ini Kementan tengah mengupayakan pertanian modern dan mekanisasi yang melibatkan serta sangat cocok dengan kaum milenial. Selain dapat memacu produktivitas, mekanisasi dan modernisasi pertanian juga berorientasi ekspor. Apalagi, menurut dia, baru-baru ini jumlah eksportir pertanian milenial mulai bergeliat. Momon menyebut, dari skala perbandingan 3:1, jumlah eksportir milenial sudah di angka dua.
"Ketika saya mendampingi Pak Menteri di karawang, kami bertemu para eksportir manggis. Dari 3 eksportir, 2 adalah generasi milenial. Di daerah-daerah lainnya, eksportir milenial juga banyak," kata dia, di Kementan, Kamis (11/7).
Adapun komoditas pertanian yang diekspor oleh eksportir milenial mayoritas merupakan produk-produk hortikultura. Dia mencontohkan, tak hanya melakukan ekspor semata, eksportir milenial juga diklaim berhasil memproduksi dan mengembangkan beberapa komoditas hortikultura yang berorientasi ekspor seperti manggis dan nanas.
Berdasarkan catatan Kementan, dia menyebut, potensi kalangan eksportir milenial selaras dengan capaian total ekspor komoditas pertanian yang meningkat sebesar 10 juta ton dalam empat tahun terakhir. Momon menegaskan, saat ini Kementan terus memproyeksikan kebijakan pertanian yang berorientasi ekspor sambil menyediakan produksi di dalam negeri.