Selasa 06 Aug 2019 11:47 WIB

Indonesia Kutuk Serangan Teroris di Mesir

Ledakan di dekat Kairo menewaskan 20 orang dan 47 orang lainnya terluka.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Orang-orang memadamkan api dari ledakan di dekat Pusat Kanker Nasional, Kairo, Mesir.
Foto: EPA-EFE/MOHAMED HOSSAM
Orang-orang memadamkan api dari ledakan di dekat Pusat Kanker Nasional, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengutuk serangan teroris keji di Kairo pada Sabtu, 4 Agustus 2019 lalu. Serangan tersebut menyebabkan puluhan kematian dan beberapa orang cedera.

"Indonesia mengungkapkan kesedihan dan simpati mendalam kepada para korban dan keluarga mereka," ujar pernyataan resmi Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (6/8). Kemenlu menyampaikan, tidak ada korban warga negara Indonesia dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga

Pemerintah Mesir mengatakan, sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak adalah penyebab ledakan di dekat pusat medis di ibu kota Mesir, Kairo, Sabtu. Pemerintah mencatat, 20 orang terbunuh dan 47 lainnya mengalami luka ringan hingga kritis.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam  Negeri Mesir mengatakan mobil berisi bahan peledak mengemudi ke arah yang salah dan akhirnya bertabrakan dengan tiga kendaraan. Tabrakan tersebut menyebabkan ledakan besar di depan rumah sakit kanker utama Kairo.

"Mobil itu berisi bahan peledak, dan tabrakan menyebabkan peledakan mereka. Diperkirakan mobil dibawa ke lokasi untuk digunakan dalam pelaksanaan operasi teroris," ujar pernyataan Kementerian Dalam Negeri seperti dilansir Aljazirah, Selasa (6/8).

Pernyataan Kemendagri Mesir itu mengatakan, Kelompok Hasm bertanggung jawab dalam peristiwa itu. Mesir tidak merinci apakah pihaknya yakin serangan itu akan terjadi di tempat lain atau apakah bahan peledak itu diangkut untuk penyerangan lain.

Mesir menuduh Hasm sebagai sayap Ikhwanul Muslimin yang dilarang. Hasm muncul pada 2016 dan telah mengklaim beberapa serangan. Namun, kelompok itu menyangkal dan mengatakan hanya mencari perubahan melalui cara damai. 

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di media sosial, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi menyebut ledakan itu adalah sebagai insiden "teroris". "Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada orang-orang Mesir dan keluarga yang terbunuh dalam insiden teroris pengecut tadi malam," kata el-Sisi.

Sebanyak 78 pasien di institut dipindahkan ke rumah sakit lain setelah ledakan. Menurut kantor berita Egypt Today, semua yang terluka berada dalam kondisi stabil kecuali tiga yang dibawa ke unit perawatan intensif (ICU). Juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled Megahed mengatakan pada konferensi pers Senin (5/8) bahwa pasien di ICU menderita beberapa luka bakar dengan berbagai tingkat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement