Rabu 07 Aug 2019 08:34 WIB

In Picture: Kampung Apung yang Tak Kunjung Surut (2)

Kampung Apung tidak terdapat tanah lapang atau lahan untuk bermain anak..

Rep: Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi

Warga Kampung Apung Jakarta beraktivitas menggunakan rakit dari tong dan drum bekas. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga Kampung Apung beraktivitas menggunakan di sekitar 'perairan' Kampung Apung. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Anak-anak warga Kampung Apung beraktivitas di sekitar jembatan.. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Sumur tua di Kampung Apung yang menjadi sumber air bersih warga setempat. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Salah satu sudut rumah warga Kampung Apung Jakarta. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Anak-anak warga Kampung Apung beraktivitas di sekitar jembatan.. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Suasana senja di Kampung Apung dengan refleksi di permukaan air yang menggenangi Kampung Apung. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada tanah ataupun lapangan kosong untuk anak-anak Kampung Apung bermain. Sehari-harinya mereka lebih akrab bermain menggunakan perahu rakitan untuk berkeliling sekitar kampung meskipun itu dapat membahayakan keselamatannya.

Hidup dikelilingi air di sekitar rumah bukan berarti membuat warga sekitar mudah mendapatkan air bersih. Untuk kebutuhan mencuci dan mandi, warga bergantung dengan  sumur tua yang sudah dihubungkan dengan paralon ke setiap rumah. Sementara itu untuk minum sehari-hari mereka harus membelinya. "Kadang juga gara-gara mandi pakai air itu ada saja warga yang kena penyakit kulit kayak koreng dan kutu air," ujar Mimin.

Meskipun sudah pernah dilakukan penyedotan namun hal tersebut tidak memecahkan masalah karena air akan kembali menggenangi Kampung Apung. Belum lagi ketika musim hujan mereka harus merasakan banjir hingga sebetis setiap harinya karena air yang tak kunjung surut.

Buruknya tata kelola bangunan yang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar menjadikan kampung tersebut terendam hingga puluhan tahun dan semakin parah setiap tahun tanpa adanya solusi.

 

 

 

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement