REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada tanah ataupun lapangan kosong untuk anak-anak Kampung Apung bermain. Sehari-harinya mereka lebih akrab bermain menggunakan perahu rakitan untuk berkeliling sekitar kampung meskipun itu dapat membahayakan keselamatannya.
Hidup dikelilingi air di sekitar rumah bukan berarti membuat warga sekitar mudah mendapatkan air bersih. Untuk kebutuhan mencuci dan mandi, warga bergantung dengan sumur tua yang sudah dihubungkan dengan paralon ke setiap rumah. Sementara itu untuk minum sehari-hari mereka harus membelinya. "Kadang juga gara-gara mandi pakai air itu ada saja warga yang kena penyakit kulit kayak koreng dan kutu air," ujar Mimin.
Meskipun sudah pernah dilakukan penyedotan namun hal tersebut tidak memecahkan masalah karena air akan kembali menggenangi Kampung Apung. Belum lagi ketika musim hujan mereka harus merasakan banjir hingga sebetis setiap harinya karena air yang tak kunjung surut.
Buruknya tata kelola bangunan yang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan sekitar menjadikan kampung tersebut terendam hingga puluhan tahun dan semakin parah setiap tahun tanpa adanya solusi.