Rabu 07 Aug 2019 08:06 WIB

In Picture: Kampung Apung yang tak Pernah Surut

Sejak 1988 akses resapan air Kampung Apung terhalang..

Red: Yogi Ardhi

Warga mengasuh anak di jembatan yang menghubungkan Kampung Apung dengan 'daratan'. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga menjemur pakaian di jembatan semi permanen Kampung Apung, Jakarta. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga Kampung Apung beraktivitas di salah satu rumah warga. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga Kampung Apung beraktivitas menggunakan perahu karet. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga Kampung Apung bersepeda motor melintasi gang di kampung. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

Warga Kampung Apung beraktivitas menggunakan perahu karef dengan latar perumahan yang tidak terendam. (FOTO : Putra M Akbar/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deretan rumah panggung berdiri kokoh diatas air yang menggenangi pemukiman bernama Kampung Teko atau biasa lebih dikenal Kampung Apung. Kampung yang dihuni oleh sekitar 200 Kepala Keluarga dengan luas tiga hektar itu berdiri diatas air berwarna hijau yang dahulunya merupakan area pemakaman dan persawahan warga.

Kampung ini menjadi kampung terapung bukan tanpa sebab. Pemukiman yang berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, sejak dibangun kompleks pergudangan di sekitar Kampung Apung pada tahun 1988.  Hal tersebut membuat daerah resapan air untuk irigasi sawah dan saluran air yang menuju Kali Angke harus terhalang sehingga membuat permukiman warga ini tergenang.

Akses untuk menuju Kampung Apung dihubungkan dengan sebuah jembatan beton tanpa pagar pembatas. Hal tersebut membuat warga khawatir karena berbahaya untuk anak-anak yang sedang bermain. "Jembatanya kecil dan tidak ada pagar pembatas. Takutnya kita meleng anak kecebur, kan lumayan itu dalemnya ada kali tiga meter," ujar Mimin (61), salah satu warga yang sudah 50 tahun tinggal di Kampung Apung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement