REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Thomas Tuchel mengaku memahami rasa frustrasi fan akan sikap Neymar. Sebab, Neymar menunjukkan tanda-tanda ingin hengkang.
Neymar tak masuk dalam skuat tim saat PSG menekuk Nimes 3-0 pada laga pembuka Ligue 1, Senin (12/8). Tapi ini karena ia harus menjalani skorsing akibat memukul suporter Rennes usai final Piala Prancis, akhir musim lalu.
Tuchel menurunkan Edinson Cavani, Kylian Mbappe, dan Angel Di Maria sebagai trisula sekaligus menjadi penyumbang seluruh tiga gol. Pada laga tersebut, para fan PSG juga membentangkan spanduk bertuliskan 'Segera Pergi' dan yel-yel khusus yang ditujukan kepada Neymar.
"Ini sangat sulit. Saya tak tahu apa yang harus disampaikan, saya melihat spanduk itu dari ponsel teman saya dan tidak mendengar nyanyian itu di stadion," kata Tuchel kepada L'Equipe, dikutip FourFourTwo.
"Bisakah saya memahaminya? Bisa ya atau tidak. Neymar tetap pemain kami dan saya harus melindunginya," kata dia.
Hingga saat ini, Tuchel menyatakan bahwa Neymar masih kerap terlihat di ruang ganti. Ia bisa memahami jika Neymar juga merasa frustrasi dengan perlakuan dari para fan.
Barcelona disebut kembali mendekati penyerang berusia 27 tahun itu menjelang musim baru La Liga yang bergulir akhir pekan ini.
Seperti diberitakan RMC Sport, dikutip dari Marca, Ahad (11/8), Barcelona serius menjalin komunikasi dengan PSG terkait Neymar. Barcelona memberikan opsi penukaran dengan Philippe Coutinho untuk memuluskan prosesnya.
Kantor berita Prancis itu menginformasikan bahwa direktur Barcelona sudah berada di Paris untuk bernegosiasi. PSG masih menginginkan dana segar, meski terbuka dengan kemungkinan pertukaran tersebut.
Sementara, Marca memberitakan bahwa PSG menginginkan 200 juta euro untuk mengembalikan Neymar ke Camp Nou. Angka ini 22 juta lebih sedikit dari uang yang dikeluarkan PSG saat mendatangkan Neymar dari Barcelona.
PSG saat ini butuh dana segar untuk menambah personel di bawah mistar gawang. Pasalnya, Gianluigi Buffon sudah hengkang yang membuat PSG terpaksa harus memutar otak untuk mengincar gelar Eropa.