REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Monitoring dan Evaluasi (Monev) Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Hadi Wihardja, menyatakan peluang lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, tampil pada Olimpiade Tokyo 2020 masih aman. Sebab, ada ketentuan yang diberlakukan bahwa lifter yang tampil di kelas 61 kg di Olimpiade harus berada di jajaran delapan besar dunia.
Dengan ketentuan itu, kata peraih delapan emas SEA Games dan perak Asia 1987 ini, Eko lolos kualifikasi. Apalagi, Eko menempati peringkat kelima dunia dengan 2.114 poin yang diraih pada tiga event yang telah diikutinya.
"Saat ini, posisi Eko masih aman," kata Hadi Wihardja di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (12/8) malam.
Posisi peringkat pertama diduduki lifter China, Li Fabin dengan 3.108 poin dan Fulin Qin peringkat kedua dengan 3.015 poin yang sudah tampil pada empat event. Disusul lifter Uzbekistan Ergashev (2.758) dan atlet Jepang, Itozaku (2.553 poin).
"Wajar jika empat lifter itu memiliki poin lebih tinggi karena mereka sudah ikut empat event sedangkan Eko baru hanya tiga event. Saya yakin Eko mampu menembus empat besar besar dunia sekaligus mengamankan kursi di Tokyo," jelasnya.
Keyakinan Hadi cukup beralasan mengingat hasil test progress lalu, Eko telah membukukan total angkatan 314 kg, meski catatan berat badannya melampaui 5 persen. Apalagi, Eko akan tampil pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Thailand, 18-27 September 2019.
"Catatan total angkatan itu menunjukkan persiapan Eko sangat ideal menjelang kejuaraan dunia," kata dia.
Pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Ashgabat, Turkmenistan 2018, Eko sukses memecahkan rekor dunia dengan total angkatan 317 kg (snatch 143 kg, clean and jerk 174 kg), melewati catatan sebelumnya 313 kg.
"Apa pun yang terjadi, suka atau tidak suka, Eko harus beusaha mempertahankan medali serta rekor yang diciptakan pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 2018," tambahnya.
Melihat penampilan Eko pada test progres tersebut, kata Hadi, sangat diperlukan strategi yang mantap serta perhitungan detail di setiap angkatan, baik snatch maupun clean and jerk.
"Pada angkatan snatch, Eko memang piawai pada kisaran 140 kg atau lebih, tetapi persiapan menuju angkatan pertama harus dicermati maksimal. Begitu pula pada clean and kerk dengan teknik terbaik serta pengaturan start dan harus bersih dan teguh di setiap angkatan yang memerlukan tenaga ekstra itu," jelasnya.