Selasa 20 Aug 2019 10:25 WIB

Pakistan Sebut India Lakukan Perang Generasi Kelima

India tidak memberi tahu akan membuka bendungan yang menyebabkan banjir di Pakistan.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Penumpang berdiri dengan barang-barang mereka setelah turun dari Samjhauta Express, kereta yang menghubungkan Delhi di India dan Lahore di Pakistan, di Attari, sebuah kota di sepanjang perbatasan dengan Pakistan, Punjab, India utara, Kamis (8/8).
Foto: AP Photo/Prabhjot Gill
Penumpang berdiri dengan barang-barang mereka setelah turun dari Samjhauta Express, kereta yang menghubungkan Delhi di India dan Lahore di Pakistan, di Attari, sebuah kota di sepanjang perbatasan dengan Pakistan, Punjab, India utara, Kamis (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menuduh India telah melakukan perang generasi kelima, Senin (19/8). Pernyataan ini datang setelah adanya insiden India tidak memberikan informasi akan melepaskan air dari bendungan sehingga dapat menyebabkan banjir yang melintasi perbatasan kedua negara.

Ketegangan antara kedua negara tetangga yang dikenal memiliki senjata nuklir ini telah meningkat menyusul keputusan India mencabut status khusus Kashmir pada awal Agustus. Pakistan merespons langkah tersebut dengan mengusir duta besar India, hingga memotong jalur transportasi dan perdagangan antarnegara.

Baca Juga

Kali ini, pelepasan air ke Sungai Sutlej, yang mengalir dari India ke Pakistan diyakini sebagai upaya India melanggar perjanjian lama antara kedua negara. Pakistan mengatakan upaya mengisolasi secara diplomatis telah terjadi.

“Mereka mencoba membatasi sumber daya air kami dan secara otomatis akan berdampak pada ekonomi, pertanian dan irigasi. India menggunakan posisinya di hulu untuk mengobarkan perang generasi kelima,” kata Kepala Air dan Otoritas Pengembangan Daya Pakistan (WAPDA) Muzammil Hussain dilansir South China Morning Post, Selasa (20/8).

Otoritas darurat Pakistan sedang mempersiapkan keperluan akibat terjadinya banjir kecil di beberapa daerah di negara bagian Punjab pada Senin (19/8),  sebagai dampak dari kenaikan tak terduga aliran air. Meski demikian, hingga saat ini belum dapat dijelaskan secara rinci apakah yang sebenarnya terjadi.

“India tidak mengomunikasikan pelepasan bendungan air ke Pakistan," kata Khurram Shahzed, direktur jenderal Otoritas Manajemen Bencana Provinsi (PDMA) Punjab.

Kementerian Luar Negeri India dan Kementerian Air India belum memberikan komentar. Hanya ada seorang pejabat yang mengatakan pelepasan air adalah bagian dari ‘latihan rutin’ selama musim hujan dan jumlah air yang dilepaskan saat ini dinilai belum berada dalam batas untuk dikomunikasikan ke Pakistan, sesuai dengan perjanjian. Tetapi, hubungan yang buruk antara kedua negara juga mempengaruhi komunikasi mereka.

“Ada niat baik kami membagikan informasi, namun  nampaknya hal itu hilang saat ini,” ujar pejabat yang tak disebutkan namanya tersebut.

India dan Pakistan juga telah lama berdebat mengenai sumber daya air. Hingga akhirnya dicapai sebuah kesepakatan yang dimediasi oleh Bank Dunia, dikenal sebagai Perjanjian Air Indus, yang membagi sungai tersebut, hingga anak-anak sungai di dalamnya untuk kedua negara.

India terletak di hulu dan Pakistan di hilir. Pada Februari lalu, negara itu pernah mengancam menghentikan aliran air ke Pakistan setelah adanya serangan bom bunuh diri oleh kelompok militan yang berada di Kashmir dan menewaskan 40 polisi paramiliter India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement