REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia astronomi modern rasanya pantas berterima kasih kepada Ali Ibnu Ridhwan. Apa pasal?
Berkat jasa astronom dan dokter Muslim di era kegemilangan Islam itu, para astronom di abad ke-20 M bisa mendapat penjelasan yang rinci, detail, dan ilmiah mengenai peristiwa astronomi fenomenal: Supernova 1006.
Para astronom di abad ke-20 M, mulai melacak peristiwa meledaknya salah satu bintang di galaksi pada 10 abad silam. Mereka berupaya untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemerlangan Supernova 1006.
Selain itu, para astronom juga ingin berupaya memastikan lokasi sisa-sisa kehancuran bintang atau fenomena Supernova 1006 di luar angkasa.
Guna menyingkap misteri fenomena astronomi yang terjadi 10 abad silam itu, para astronom mencoba mencari data-data dari masa lampau. Untunglah, Ibnu Ridhwan mencatat peristiwa itu dalam bukunya berjudul, Ptolemy's Tetrabiblos.
Tak heran, jika tim ahli astrofisika dari Inggris dan Australia menggunakan data-data yang direkam oleh Ibnu Ridhwan untuk melacak peristiwa Supernova 1006.
Hal yang sama juga dilakukan oleh para ahli astrofisika Swiss. Rekaman peristiwa yang dipaparkan Ibnu Ridhwan dijadikan rujukan untuk melacak peristiwa astronomi yang langka dan fenomenal itu.
Selain berdasarkan catatan Ibnu Ridhwan, ada pula yang menyatakan Supernova pun tampak di Swiss. Namun, tak ada pengamat yang mampu menjelaskan fenomena itu secara ilmiah dan tepat seperti yang dilakukan Ibnu Ridhwan.