REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Badan Pangan PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan harga pangan dunia jatuh pada Agustus. Hal itu disebabkan jatuhnya harga gula, gandum, dan jagung.
Indeks harga FAO yang mengukur perubahan harga bulanan sereal, minyak sayur, produk susu, daging, dan gula memperlihatkan penurunan tersebut. Pada Agustus, harga pangan dipoin 169.8 poin lebih rendah dari pada bulan Juli di angka 171.1 poin.
Sebelumnya, diprediksi hanya turun di 170.9 poin. FAO juga memprediksi pada periode 2019/2019 pasokan sereal jauh lebih melimpah dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya. Karena, harga gandum dan biji-bijian turun drastis maka pada bulan Agustus harga sereal FAO turun 6,4 persen. Sementara harga beras naik. Harga gula pada Agustus juga turun sebesar 4 persen.
"Sebagian besar didukung karena melemahnya real Brasil, yang mana sangat mendorong ekspor gula," kata FAO dalam siaran pers yang diunggah di situs resmi mereka, Kamis (5/9).
Penurunan itu tidak diimbangi kenaikan harga komoditas lain. Harga minya sayur naik 5,9 pesen dan baik daging serta produk susu naik 0,5 persen.
FAO mengatakan pasokan sereal di seluruh dunia pada 2019/2020 diperkirakan sebanyak 2.708 miliar ton. Lebih tinggi 23 juta ton dibandingkan yang diperkirakan bulan Juli dan naik 55,5 juta ton dibandingkan pada 2018.
"Revisi sebagian besar mencerminkan naiknya ekspektasi produk jagung AS, sementara FAO menurunkan estimasi produksi gandum global pada 2019 karena menurunnya panen di Uni Eropa dan federasi Rusia, tapi diperkirakan masih lebih tinggi 5 persen dibandingkan 2018," kata FAO.