REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Polemik KPAI dan PB Djarum ternyata berpengaruh pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019. Keputusan Djarum Foundation untuk menghentikan audisi umum bertepatan dengan rangkaian kegiatan di Purwokerto, Jawa Tengah.
Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi menyatakan, polemik tersebut berdampak pada penilaian tim pencari bakat. Menurutnya, fokus terpecah-belah karena adanya kekhawatiran.
"Karena mikirnya, 'oh pasti ada demo, ada apa ya nanti,' kayak di Bandung itu. Kami tim penilai berusaha fokus juga, tetap terganggu," kata Fung di GOR Satria, Purwokerto, Senin (10/9).
Fung menyebut ada protes dari peserta karena terganggunya fokus tim penilai. Salah satu peserta tidak dinyatakan lolos screening. Padahal di audisi sebelumnya peserta tersebut lolos tahap seleksi. "Itu kan terlepas pantauan kami. Mungkin ada gangguan seperti itu," katanya.
Sebenarnya, PB Djarum tidak mempermasalahkan tidak adanya Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Karena PB Djarum tidak akan berhenti melahirkan atlet bulu tangkis berkualitas.
Fung menyatakan, PB Djarum akan kembali melakukan talent scouting. Sama seperti sebelum audisi umum dilaksanakan pada 2016 ke belakang. "Karena kalau ditanya lagi saya lebih suka yang tradisional. Karena kami bisa lebih fokus pada sasaran yang kami mau," tegasnya.
Fung menjelaskan bahwa sebelum Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis digelar, PB Djarum membuka audisi di Kudus setiap tahunnya. Saat itu, hampir 90 persen penerima beasiswa berasal dari audisi tersebut. "Setelah audisi di banyak kota. Atlet 80 persen dari audisi umum 20 persen dari audisi khusus," katanya.
Fung melanjutkan, atlet ganda putra, Kevin Sanjaya merupakan atlet dari audisi sebelum audisi umum digelar. Kevin bergabung dengan PB Djarum pada 2007 dari audisi Kudus. "Untuk hasil audisi umum ada Bobby Setiabudi, ia sudah ada di pelatnas sekarang," jelas dia.