REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman pengusaha mengenai penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dinilai masih rendah. Hal itu terlihat dari masih banyaknya perusahaan yang mencari sumber pendanaan secara konvensional seperti perbankan.
"Padahal sebenarnya ada pasar modal sebagai pendanaan jangka panjang," ujar Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Fithri Hadi di Jakarta, Rabu (11/9).
Untuk itu, menurut Fithri, upaya-upaya sosialisasi perlu gencarkan agar para enterpreneur mendapatkan informasi mengenai manfaat go public. Dengan sosialisasi, Fithri berharap akan lebih banyak lagi perusahaan yang bisa IPO.
Terkait sosialisasi, BEI mengapresiasi inisiatif dari Yayasan CEO Indonesia yang bekerjasama dengan MNC Sekuritas dalam menyelenggarakan workshop Road to Go Public yang diselenggarakan pada Rabu (11/9). Diharapkan acara sosialisasi ini dapat memberikan informasi yang mendetail mengenai manfaat dan pentingnya menjadi Perusahaan Tercatat di Pasar Modal Indonesia.
Di sisi lain, Direktur Utama PT MNC Sekuritas Susy Molllna menjelaskan, MNC Sekuritas melalui divisi investment banking siap mendampingi perusahaan-perusahaan calon emiten, dengan menyediakan jasa penasihat keuangan (financial advisor) maupun jasa pelaksanaan penjaminan emisi (underwriting).
Sebagai informasi, per 6 September 2018, jumlah perusahaan yang telah mencatatkan saham di bursa saham domestik mencapai 648 perusahaan. Hingga akhir tahun lalu, perusahaan tercatat (listed company) di BEI berjumlah 619 emiten dengan penambahan 57 emiten baru sepanjang 2018.