Rabu 11 Sep 2019 15:31 WIB

Jokowi Makin Rajin Gelar Rapat Soal Investasi

Jokowi menyebut Indonesia tak dilirik perusahaan China yang mau merelokasi usahanya

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) makin sering menggelar rapat terbatas tingkat menteri yang membahas tentang investasi dan perkembangan ekonomi. Dalam pekan ini saja, sudah dua kali presiden menggelar rapat ekonomi, termasuk Rabu (11/9) siang ini rapat tentang ekosistem investasi.

Ternyata 'makin rajinnya' Jokowi menggelar rapat terbatas tentang investasi dan ekonomi bukan tanpa alasan. Presiden memang mengejar perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional, terlebih kinerja ekspor dan neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit. Peningkatan investasi menjadi salah satu jurus Jokowi dalam memperbaiki kondisi ini.

Baca Juga

"Sebulan kedepan mulai hari ini kita akan terus menerus mungkin setiap dua hari kita akan rapat khusus menyelesaikan yang berkaitan dengan investasi. Hingga dapat putusan konkret sehingga perbaikan ekosistem investasi betul-betul diperoleh," jelas Jokowi dalam pembukaan ratas di Kantor Presiden, Rabu (11/9).

Pekan lalu, Jokowi memang menyinggung bahwa Indonesia tak dilirik perusahaan-perusahaan China yang mau merelokasi atau membuka pabrik baru di luar negaranya. Menurut data teranyar pada 2019 ini, dari 33 perusahaan asal China yang berekspansi, 23 di antaranya memilih Vietnam sebagai lokasi pabrik baru dan 10 perusahaan lain memilih membuka pabrik di Malaysia, Thailand, dan Kamboja.

"Saya kira ini menjadi catatan besar bagi kita. Sampai saat ini saya masih sering menerima keluhan para investor yang menghadapi kendala karena regulasi, perizinan berinvestasi di negara kita yang terlalu banyak aturan," kata Jokowi.

Presiden pun meminta seluruh kementerian mulai menyisir regulasi yang dianggap menghambat investor. Kementerian juga diminta menindaklanjuti perusahaan atau investor besar yang sudah menyatakan niatnya membuka usaha di Indonesia. Kementerian diminta mendampingi seluruh investor potensial untuk benar-benar bisa menanamkan modalnya di Indonesia.

"Saya minta perbaikan secara menyeluruh terhasap ekosistem investasi, mulai dari regulasi, perizinan, insentif perpajakan yang kira kemarin sudah memberikan sinyal positif, pertanahan sampai bidang ketenagakerjaan dan juga bidang keamanan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement