Jumat 20 Sep 2019 21:50 WIB

Seorang Pengungsi Ditembak Penjaga Pantai Libya Sampai Mati

Laki-laki 28 tahun itu salah satu dari 103 imigran yang kapalnya dihentikan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi Libya di atas perahu yang menyeberangi Laut Mediterania
Foto: Aljazeera
Pengungsi Libya di atas perahu yang menyeberangi Laut Mediterania

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Seorang laki-laki asal Sudan ditembak sampai mati. Organisasi untuk Imigran PBB (IOM) melaporkan laki-laki itu salah satu dari pengungsi yang menolak untuk dimasukan ke dalam kamp penahanan di Libya.

Laki-laki 28 tahun itu salah satu dari 103 imigran yang kapalnya dihentikan oleh penjaga pantai Libya saat hendak menyeberangi di Laut Mediterania. Laki-laki itu tertembak di perut.

"Ini tragedi yang sudah ditunggu akan terjadi," kata juru bicara IOM Leonard Doyle, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Jumat (20/9).

IOM melaporkan saat para pengungsi hendak melarikan diri. Pasukan penjaga pantai melepaskan tembakan ke udara. Walaupun dokter IOM sudah berusaha mengobatinya tapi laki-laki itu akhirnya tewas di klinik setempat.

"Menggunakan peluru tajam terhadap sipil tak bersenjata, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dalam setiap situasi hal ini tidak dapat diterima dan menaikan alarm peringatan atas keselamatan imigran dan staf kemanusiaan," kata Doyle.

Juru bicara Badan Pengungsi PBB UNHCR mengatakan peristiwa ini membuktikan Libya tidak aman dan imigran yang tertangkap harus segera dipulangkan ke negara asalnya. Karena Libya tidak stabil selama bertahun-tahun dan didera perang sipil.

Kelompok hak asasi manusia juga kerap mengkritik kamp penahanan imigran Libya yang tidak manusiawi. Mereka juga mengecam Uni Eropa yang bekerja sama dengan penjaga pantai Libya untuk menghalangi imigran dan pengungsi untuk masuk ke Eropa.

Uni Eropa mendukung aktivitas pasukan penjaga pantai Libya dengan jutaan uero. Mereka juga membantu melatih pasukan itu. Kerja sama terus terjadi walaupun ada laporan-laporan yang menunjukan kamp penahanan imigran di Libya sangat buruk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement