REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Frederikus Bata
Pada pertengahan November 1995, seorang anak muda 17 tahun membuka mata dunia. Dia adalah Gianluigi Buffon.
Pada hari itu, ia mengawal gawang Parma saat bertemu AC Milan pada ajang Seri A. Skor akhir 0-0. Berkali-kali Buffon muda berjibaku menahan gempuran para awak Rossoneri.
Di era 90-an, Seri A berada di singgasana. Sebuah kompetisi nomor satu dunia. Tekanan tinggi dirasakan di setiap grande partita alias laga berkelas.
Buffon mampu mengalahkan tekanan itu. Perlahan tapi pasti, ia mulai menjadi andalan Gialoblu. Ia meraih Coppa Italia, Piala Super Italia, dan Piala UEFA bersama klub tersebut.
Setelah meraih kejayaan kecil di awal karier, Gigi, demikian sapaan sang kiper, mencari tantangan baru. Pada Juli 2001, yang bersangkutan merapat ke Juventus. Demi mendapatkan pria Tuscany ini, Juve mengeluarkan mahar 52 juta euro.
Saat itu, Buffon mencetak rekor sebagai kiper termahal dunia. Di Bianconeri, ia menggantikan posisi Edwin van der Sar yang pindah ke Fulham. Ia sempat bernegosiasi dengan AS Roma dan Barcelona, tapi pada akhirnya si Nyonya Tua menjadi pelabuhannya.
Nama Buffon kian mendunia sejak saat itu. Konsistensi. Itulah kata yang tepat menggambarkan kiprah sang portiere. Tak hanya di Juventus, kiper kelahiran Carrara itu juga tak tergantikan di tim nasional Italia.
Hingga kini, Buffon memegang rekor sebagai penggawa Gli Azzurri dengan caps terbanyak. Buffon telah membela negaranya dalam 176 pertandingan resmi di berbagai ajang.
Buffon turut berjasa mengantarkan Italia menjadi juara Piala Dunia 2006. Bersama Juventus, Buffon kenyang pengalaman. Berbagai trofi, rekor, dan gelar telah diraihnya. Kendati masih ada gelar Liga Champions yang belum digenggamnya.
Buffon tetap konsisten tampil di level tertinggi. Teranyar, sebuah rekor baru saja tercipta atas namanya. Buffon menjadi pemain Italia dengan jumlah penampilan terbanyak di level klub setelah memperkuat Bianconeri berhadapan dengan SPAL.
Kiper 41 tahun itu telah tampil dalam 903 laga. Ia melewati catatan legenda AC Milan, Paolo Maldini. "Tentu saja ini menyenangkan. Saya senang dan bangga telah mencetak rekor ini," kata kiper terbaik FIFA tahun 2017 itu, dikutip dari Football Italia, Ahad (29/9).
Buffon tidak membayangkan bisa berada ditahapan ini pada usia menjelang 42 tahun. Ia tetap bersaing di level sepak bola yang terus berkembang. Sisi tersebut yang ia tekankan.
Ia bersyukur masih terus diberi kesehatan dan kesempatan. Buffon mencapai rekor ini saat membela tiga klub berbeda. Parma, Juventus, dan Paris Saint-Germain (PSG).
RGianluigi Buffon.
Penggawa Juve lainnya, Paulo Dybala, kagum melihat pencapaian seniornya. Lewat media sosial, La Joya mempertanyakan kondisi fisik sang portiere. Bukan hal mudah bisa bermain bola hingga 903 pertandingan. "903, rekor lain untuk Buffon. Apakah anda pernah merasa lelah?" demikian cuitan Dybala, dikutip dari Calciomercato.
Sejumlah rekor lain menunggu Buffon. Ia berpotensi melewati pencapaian Maldini lainnya. Ini dalam konteks jumlah penampilan. Saat masih aktif bermain, Maldini sudah tampil dalam 647 laga di Seri A. Saat ini, Buffon telah baru mencapai angka 642. Artinya, enam partai lagi Buffon akan berstatus numero uno.
Buffon juga berpotensi memecahkan rekor legenda hidup Juve lainnya, Alessandro del Piero. Del Piero berstatus pemain yang paling banyak membela Juve di ajang Seri A. Sang bomber sudah memperkuat si Nyonya Tua dalam 478 laga di kompetisi terelite Negeri Piza. Buffon tertinggal empat angka di belakang rekannya tersebut.
Itulah Buffon. Pria bertabur rekor. Ini berbanding lurus dengan prestasinya. Sejumlah gelar telah ia raih baik bersama Juve maupun Italia. Ia juga mengoleksi trofi individu bergengsi, di antaranya dua gelar kiper terbaik UEFA, lima gelar kiper terbaik dunia versi IFFHS, dan 12 gelar portiere terbaik Seri A. n ed: citra listya rini