REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menilai pembangunan militer negara berpenduduk terbanyak di dunia itu mengalami kemajuan yang luar biasa. Pernyataan itu disampaikannya usai menyaksikan parade militer China.
"Parade kemarin menunjukkan kemajuan militer China selama 70 tahun luar biasa. Oh iya dia baru 70 tahun. Lebih tua kita sebenarnya," katanya di Beijing, Rabu.
Dalam parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Tiananmen, Beijing, Selasa (2/10), semua kekuatan tempur yang dimiliki negara itu dikerahkan di depan publik.
Dongfeng-41 (DF-41), peluru kendali antarbenua (ICBM) berdaya jelajah 14.000 kilometer dengan hulu ledak nuklir, juga mengawali debutnya dalam arak-arakan tersebut.
Peluru kendali itu disebut-sebut mengalahkan kemampuan ICBM serupa milik Amerika Serikat yang berjarak 13.000 kilometer.
Demikian halnya dengan pesawat mata-mata nirawak Gongji-11 (GJ-11) yang mampu menyasar target tanpa terdeteksi pihak musuh juga turut "menyapa" ribuan warga China yang menyemut di jalan raya sekitar Tiananmen.
Selain kekuatan militer, China juga menonjolkan kekuatan teknologi dalam negerinya pada peringatan Hari Nasional tersebut.
"Ada hal-hal positif yang bisa kita pelajari dari China, termasuk riset ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi digital. Apalagi tahun depan kita punya momentum peringatan 70 tahun hubungan diplomatik dengan China," ujar Djauhari yang juga mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Dubes RI bersama jajaran atase militer Kedutaan Besar RI di Beijing menjadi salah satu tamu kehormatan dalam puncak peringatan Hari Nasional China di Tiananmen pada Selasa (1/10) pagi dan malam yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping.