REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat memprihatinkan terjadinya penurunan prestasi di sektor putra dalam beberapa tahun terakhir jika dibandingkan saat era kejayaannya sebagai atlet. Taufik mengatakan, dibutuhkan upaya keras untuk mengembalikan kejayaan Indonesia di kancah internasional terutama di sektor tunggal putra.
Menurut Taufik, keberhasilan terbaik saat ini yang hanya meraih meraih emas pada Asian Games 2018 di Jakarta atas nama Jonatan Christie setelah mengalahkan pemain Taiwan, Chou Tien Chen, 21-18, 20-22, dan 21-15 harus menjadi perhatian semua pihak.
“Setelah itu, praktis tidak ada lagi hingga kini,” kata Taufik seusai mengisi kegiatan pertandingan eksebisi Kapolda Sumsel di GOR Dempo Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Jumat (4/10).
Taufik yang telah pensiun sejak 2013 ini berharap, Indonesia kembali mengulang kejayaannya ketika dirinya mempersembahkan medali emas pada Olimpiade di Athena tahun 2004 silam.
Menurut Taufik, beberapa hal harus dibenahi untuk menonjolkan kembali pebulu tangkis putra Indonesia. Di antaranya penggantian pelatih, baik pelatih fisik maupun pelatih teknik. “Tinggal lagi berani tidak pengurusnya,” kata dia.
Taufik Hidayat merupakan satu dari sekian banyak atlet bulu tangkis Indonesia yang mencapai puncak prestasinya. Ia merupakan peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final.
Kemudian, pada 2005 Taufik menjadi juara dunia dengan mengalahkan pemain peringkat 1 dunia, Lin Dan, di babak final. Ia menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia BWF dan olimpiade secara berturut-turut.