REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap Daerah Istimewa Yogyakarta (ACT DIY), Bagus Suryanto, mengajak seluruh lapisan masyarakat terus meningkatkan rasa kepeduliannya. Tidak cuma kepada bencana-bencana alam, tapi kepada konflik-konflik kemanusiaan yang terjadi.
Ia mencontohkan, ketika ada bencana alam yang melanda, setidaknya kita tidak cuma bisa hadir. Tapi, dapat memposisikan diri menjadi relawan untuk turut memberi bantuan-bantuan yang diperlukan.
"Atau, setidaknya kepedulian kita berupa kedermawanan yang dapat membantu meringankan duka saudara-saudara sebangsa," kata Bagus dalam Diskusi Menyatukan Bangsa dengan Kepedulian yang digelar ACT DIY dan Korem/072 Pamungkas, beberapa waktu lalu.
Ia menekankan, dari banyak kesempatan ACT sebagai lembaga kemanusiaan sering berkolaborasi dengan TNI untuk menanggulangi dampak bencana. Seperti di Lombok, Palu dan yang terakhkir evakuasi di Wamena, Papua.
Hingga kini, Bagus mengungkapkan, ACT sudah memulangkan ribuan warga di Wamena untuk sementara ke kampung halaman. Sehingga, bisa bertemu keluarganya mengingat dampak konflik yang ada telah merenggut jiwa.
"Di Wamena sudah 33 jiwa meninggal dunia dan 12 ribu warganya menjadi eksodus akibat konflik kemanusiaan, sementara di Ambon saat ini masih proses pemulihan pascabencana gempa bumi," ujar Bagus.
Senada, Pasi Binkomsos Korem 072/Pamungkas, Ronang Sasiarto menilai, kita harus bisa mawas diri, menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab, ancaman hari ini tidak cuma berbentuk militer, tapi bisa proxy war.
Untuk itu, ia merasa, semua bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa sesuai tugas masing-masing. Karenanya, jangan sampai ketika kita mendapat seruan kemanusiaan masih pikir-pikir.
Soal kondisi di Papua hari ini, Ronang berpesan untuk semua elemen masyarakat terus menjaga persatuan dan kesatuan. Jangan sampai ada yang berhasil mengadu domba sesama anak bangsa.
"Jangan sampai kita sebagai bangsa yang besar dan beragam ini mau diadu domba untuk saling membenci," kata Ronang.