REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Langkah Arsene Wenger selanjutnya masih teka-teki. Sejak lepas dari Arsenal, pelatih asal Perancis itu belum memiliki pekerjaan lanjutan.
Dalam wawancara dengan Sky Sports, Wenger mengaku mendapat tawaran dari klub Inggris. Namun karena terlalu dekat dan sudah melekat dengan Arsenal, Wenger tidak bisa menerima tawaran tersebut.
"Saya memiliki peluang bekerja di Inggris, tapi saya menolaknya," kata juru taktik 70 tahun, Senin (7/10).
Kedekatan pelatih berjuluk the Professor dengan Arsenal bukan seumur jagung. Lebih dari dua dekade Wenger membesut Arsenal. Sehingga wajar jika pria Perancis tak ingin menghadapi mantan klubnya. Ia merahasiakan nama tim yang meminatinya.
Di sisi lain, Wenger masih memiliki gairah untuk bekerja pada usia 70 tahun. Ia mendapat tawaran di posisi teknis FIFA.
"Mereka mencari orang-orang yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang permainan ini. Sosok yang telah banyak belajar," ujar Wenger menjelaskan kriteria sosok yang dibutuhkan oleh FIFA.
Terhitung sejak Mei 2018, Wenger menganggur. Selama 22 tahun, ia terus membawa Arsenal lolos ke Liga Champions dalam 20 musim beruntun.
Dalam dua musim terakhirnya, the Gunners gagal masuk empat besar. Tapi Wenger membela diri. Ia menyoroti kiprahnya yang turut membantu membangun Stadion Emirates, markas Arsenal, menggantikan Stadion Highbury. Dengan stadion baru, Arsenal mendapatkan keuntungan finansial berlipat ganda.
"Ketika kami memutuskan untuk membangun stadion, kami memiliki pemasukan sebesar 90 juta pound dan pembangunan stadion memakan biaya 430 juta pound. Kemudian tekanan benar-benar ada dan saya pikir untuk keluar dari periode itu dalam situasi yang sangat sehat merupakan sedikit keajaiban," kata dia.
Demi mewujudkan target memiliki stadion baru yang lebih representatif dan menghasilkan uang, Wenger mendapatkan pembatasan anggaran pembelian pemain. Ia menyiasati dengan menggaet pemain berharga murah, kebanyakan yang merumput di Liga Prancis, untuk ditarik ke Arsenal. Setelah bersinar, sang pemain kemudian dijual dengan harga berlipat. Selain menekan pengeluaran, Wenger juga memberikan keuntungan bagi klub dari penjualan pemain tersebut. Namun di sisi lain, Arsenal kesulitan bersaing memperebutkan gelar dan kemudian berlanjut keluar dari zona Liga Champions.