REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelatih 30 Menit Lancar Baca Alquran, Ustaz Achmad Farid Hasan, memiliki tiga kunci utama agar bisa membaca Alquran. Pertama, harus menguasai huruf-huruf yang ada dalam Alquran.
"Jumlahnya hanya 30, itu harus kita kuasai dalam waktu singkat," kata Farid ketika mengisi pelatihan 30 Menit Lancar Baca Alquran Republika di Summer Season Hotel Yogyakarta, Sabtu (19/10).
Kemudian, kunci kedua harus menguasai tanda-tanda baca dalam Alquran. Letak tanda-tanda baca itu sendiri ada di atas dan di bawah huruf yang kehadirannya membuat huruf itu hidup atau mati.
Jumlah tanda baca hanya delapan yaitu a, i, u, an, in, un, tanda mati dan tanda sambung. Menurut Farid, jika sudah menguasai dua itu siapa saja orangnya, dari bangsa manapun dia, pasti bisa membaca Alquran.
"Tapi, itu baru bisa membaca, belum membaca seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, kalau kita ingin sempurna harus menguasai tajwid dan tajwid ini kami kenalkan sederhana, 5-7 pokok bahasan," ujar Farid.
Meski begitu, ia mengungkapkan, penelitian pernah menunjukkan umat Islam di Indonesia ini yang sudah bisa membaca dengan tajwid yang benar baru sekitar lima persen. Sedangkan, 95 persen belum benar.
Bagi Farid, masalah utama belum dikembangkannya metode belajar tajwid yang mudah dipahami. Secara umum, ia menilai, memahami huruf-huruf berkekuatan 90 persen, sedangkan tanda baca dan tajwid 10 itu persen.
"Kunci orang bisa membaca Alquran itu sangat ditentukan pemahaman huruf itu, selama ini huruf belum kuat tapi sudah masuk ke tajwid," kata Farid.
Itu pula yang terus jadi pendorong Republika menggelar pelatihan 30 Menit Lancar Baca Alquran. Bahkan, digelar di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, pelatihan itu sudah dilaksanakan sampai angkatan ke-92.
Salah satu peserta pelatihan dari Klaten, Purwono menilai, pelatihan ini sangat baik dan bermanfaat bagi umat Islam. Terutama, bagi yang belum bisa membaca Alquran secara baik dan benar.
Purwono merasa, peserta-peserta seusianya atau sekitar 60-80 memang sedikit terhambat karena daya ingat yang menurun. Tapi, metode yang cukup mudah dipahami bisa membantu menyederhanakan pembelajaran.
"Berharap segera dapat membaca Alquran dan dapat membantu teman-teman yang belum dapat membaca Alquran," ujar Purwono.