REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berupaya mewujudkan keberadaan bandara di daerahnya. Seiring dengan pelaksanaan pembangunan Bandara Soedirman yang saat ini sedang dilaksanakan, Pemkab juga sedang mengupayakan percepatan pembangunan infrastruktur penunjang Bandara.
''Dengan percepatan pembangunan infrastruktur penunjang ini, diharapkan saat pembangunan bandara selesai Mei 2020 mendatang, maka sarana infrastruktur penunjangnya juga sudah siap digunakan,'' kata Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, pekan lalu.
Dia menyebutkan, untuk menyiapkan sarana infrastruktur penunjang ini, Pemkab juga mendapat bantuan dari Pemprov Jateng. Antara lain berupa pengadaan tanah milik masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan Bandara, pembangunan Jembatan Linggamas dan peningkatan kualitas jalan penghubung menuju Bandara.
Selain itu, juga sedang dikerjakan pembangunan Jalan Tidu–Bandara lanjutan sebagai akses menuju pintu masuk Bandara, peningkatan kualitas jalan Bojong–Panican, Kembangan–Karanggedang, serta Kembangan–Panican dengan konstruksi rigid beton. ''Kita juga sedang melakukan pelebaran jalan antar kecamatan selebar 7 meter sebagai jalur penghubung antara wilayah Kabupaten Purbalingga dengan bandara,'' ucap dia.
Mengenai perkembangan pembangunan bandara, sebelumnya telah digelar rapat yang dihadiri Danlanud JB Soedirman, Direktur Teknik PT Angkasa Pura II, PT Hutama Karya selaku rekanan, serta beberapa stakeholder lain yang terkait.
Dalam rapat tersebut, pihak PT Angkasa Pura II menyebutkan progres pembangunan bandara masih on the right track, atau sesuai dengan harapan. ''Progres pekerjaan sudah sekitar 11,57 persen, atau lebih tinggi 1,12 persen dari target,'' kata Bupati.
Pembangunan konstruksi Bandara JB Soedirman dikerjakan oleh PT Hutama Karya dengan nilai kontrak Rp 231 miliar. Pembangunan yang dilaksanakan, meliputi pembangunan runway sepanjang 1.600 meter, taxiway, apron, serta terminal penumpang dengan kapasitas 98.812 orang per tahun. Pesawat yang bisa dilayani di bandara tersebut, antara lain pesawat jenis ATR 72-600 atau sejenis, dengan kapasitas 78 penumpang. n eko widiyatno