Sabtu 26 Oct 2019 18:49 WIB

In Picture: Sekolah TInggi Ilmu Beruk di Pariaman (2)

.

Rep: Iggoy El Fitra/ Red: Yogi Ardhi

Seekor beruk dilatih memutar kelapa kosong. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seekor anak beruk liar bermain di pepohonan kawasan hutan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Seorang pelatih mendidik beruk memetik buah kelapa di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Anak-anak beruk hasil buruan ditampung di lapak penjualan beruk, di Pasar Ternak Sungai Sariak, Padangpariaman. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Pelatih mendidik beruk liar yang baru masuk di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

Warga membawa beruk mereka yang terlatih di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB), Desa Apar, Pariaman, Sumatera Barat. (FOTO : Iggoy El Fitra/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Sekolah khusus yang dibangun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) itu memiliki kurikulum khusus. Kurikulum ini dibuat sebagai pedoman melatih beruk. Dibutuhkan waktu hampir setahun lamanya untuk menghasilkan beruk pemetik kelapa terlatih.

 

Selama tiga bulan pertama, beruk akan dikenalkan makanan khusus mereka seperti gula aren, susu, nasi, dan sayur-sayuran. Tiga bulan berikutnya barulah beruk diperkenalkan dengan cara memetik buah kelapa secara bertahap.

Harga beruk yang sudah terlatih dapat berlipat ganda dari sebelumnya, yakni mulai Rp750 ribu hingga jutaan rupiah per ekor. Desa Apar juga berencana menjadikan STIB sebagai objek wisata dengan menawarkan interaksi pengunjung dengan beruk terlatih dan mendapat kelapa muda langsung dari pohonnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement