Kamis 31 Oct 2019 12:22 WIB

Menlu AS Berjanji Tekan Cina di Semua Bidang

AS tidak mencari konfrontasi tetapi ingin mendorong Cina yang lebih liberal.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Menlu AS Mike Pompeo
Foto: AP
Menlu AS Mike Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo bersumpah akan terus meningkatkan tekanan kepada Cina di semua lini. Dia menyebut Beijing kini benar-benar bermusuhan dengan AS.

Pompeo mengatakan, dia akan menyampaikan serangkaian pidato dalam beberapa bulan mendatang yang akan membahas kasus-kasus terhadap Beijing, mulai dari ideologi hingga perdagangan yang mempengaruhi AS. "Hari ini kita akhirnya menyadari sejauh mana Partai Komunis China benar-benar memusuhi AS dan nilai-nilai kita," ujar Pompeo seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (31/10).

Baca Juga

Pompeo dalam pembicaraannya di Institut Hudson yang konservatif di New York juga menyoroti tindakan keras China terhadap protes Hong Kong serta penahanan Muslim Uighur. Secara implisit, menurut Pompeo Beijing mencari dominasi internasional.

"Kami ragu, ketika China mengancam tetangga-tetangganya seperti Vietnam dan Filipina dan ketika mereka mengklaim seluruh Laut China Selatan," katanya.

Menurut Pompeo, partai Komunis China menawarkan kepada rakyat dan dunia sebuah model pemerintahan yang sama sekali berbeda. Ada partai Leninis (diktator) memerintah, dan semua orang harus bertindak sesuai dengan kehendak elite Komunis.

"Itu bukan masa depan yang saya inginkan, dan itu bukan masa depan yang diinginkan orang-orang China yang mencintai kebebasan," ujarnya.

Pompeo mengatakan, Washington telah lama mengharapkan perubahan pada China. Namun demikian, Pompeo menyatakan AS tidak mencari konfrontasi tetapi masih ingin mendorong Cina yang lebih liberal.

Ucapannya mengikuti pidato pekan lalu oleh Wakil Presiden Mike Pence yang terdengar tema serupa dan di tengah perang dagang. Presiden AS Donald Trump telah menyuarakan harapan untuk menyelesaikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement