Rabu 06 Nov 2019 16:05 WIB

PHE Masih Lanjutkan Kajian Proyek YY

Salah satu kajian yang sedang dilakukan adalah menghitung sisa cadangan migas

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petugas mengumpulkan limbah tumpahan minyak (Oil Spill) dari sumur Pertamina Hulu Energi Off Shore North West Java (PHE ONWJ) di Pesisir Pantai Bungin, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/10/2019).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Petugas mengumpulkan limbah tumpahan minyak (Oil Spill) dari sumur Pertamina Hulu Energi Off Shore North West Java (PHE ONWJ) di Pesisir Pantai Bungin, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menargetkan kajian pengembangan relief well untuk dijadikan sumur produksi selesai sebelum akhir tahun ini sehingga pengembangannya bisa segera dilakukan sejak awal tahun depan.

Direktur Operasi dan Produksi PHE, Taufik Aditiyawarman menjelaskan saat ini relief well sudah berhasil menjadi sarana penutupan kebocoran di sumur YYA-1. Keberadannyapun dari sisi teori bisa dimanfaatkan untuk memproduksi cadangan migas yang tersisa disekitar sumur YYA.

Baca Juga

"Nanti rencananya development (pengembangan) relief well salah satu opsi. Masih ada tiga opsi lainnya apakah kita mau merecover dari tempat lain, tapi most likely itu yang dari relief well (jadi sumur produksi)," kata Taufik, Rabu (6/11).

Hanya saja, kajian pengembangan relief well akan disampaikan terlebih dulu kepada PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha. Taufik menjelaskan salah satu kajian yang sedang dilakukan adalah menghitung sisa cadangan migas serta berapa biaya yang memang dibutuhkan. Namun ia memastikan jika relief well dijadikan sumur produksi kebutuhan biayanya tidak akan terlalu besar.

"Sebelum akhir tahun kajiannya sudah firm development kapan, timeline dan lain-lain. Kita harus ajukan lagi kajian keekonomian ke Persero. kita harus menghitung cadangan yang sudah keluar berapa, kan beda. 1 km dari sumur YYA1 apakah kantong cadangan bisa ke recover semua atau kita harus menambah dua sumur lagi disitu ke titik yg di sini (relief well) itu yang kawan-kawan subsurface sedang kaji untuk optimalisasi capital dan liftingnya," jelas Taufik.

Saat ini perusahaan masih fokus dalam menyelesaikan penutupan dua sumur lainnya di proyek YY. Menurut Taufik ketika sudah selesai ditutup dua sumur lainnya maka platform yang miring juga akan dipotong.

Ditargetkan seluruh sumur akan selesai ditutup permanen pada akhir bulan November dilanjutkan dengan pemotongan platform. "Ketiga sumur akhir bulan November. semua tiga sumur ditutup. Kemudian platform miring mau Kita potong sebelum akhir tahun," kata Taufik.

PHE kata dia juga tengah menunggu  kajian Kementerian Lingkungan Hidup untuk memastikan minyak yang masih bisa dimanfaatkan untuk kemudian bisa tercatatkan sebagai lifting minyak. Hingga 25 Oktober 2019 jumlah Minyak yang berhasil tertangkap namun masih terkandung air di laut sebanyak 6,73 juta liter, sementara untuk minyak yang masih dikarung dan didapatkan dari darat atau pantai tercemar minyak 5,94 juta karung.

"Ini lagi dikaji oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) proposal kita untuk recovernya seperti apa. KLHK minta prosedur segala macam, nah kita sudah submit. Paling cepat dua minggu (keputusan) disubmit jumat kemarin," katanTaufik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement