Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pekerja saat beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pekerja saat beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pekerja saat beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 Hamied Wijaya mengatakan inovasi menjadi salah satu strategi harus dilakukan dalam mengantisipasi dampak tekanan serta perlambatan ekonomi. Inovasi dibutuhkan karena pelambatan ekonomi juga berdampak ke Pelindo I.
"Penduduk kita ada 200 jutaan yang perlu makan maka angkutan untuk konsumsi masih harus ada, itu yang menyelamatkan kita," ujar Hamied kepada Republika di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/11).
Melihat sejumlah persoalan yang ada, kata Hamied, Pelindo I tak boleh hanya menggantungkan pada bisnis pelayanan kapal, barang, hingga penumpang. Pelindo, lanjut Hamied, mulai menyasar pada sektor lain dengan membangun kawasan industri.
Harapannya, sektor ini nantinya dapat menjadi salah satu alternatif pemasukan bagi perseroan. Meski begitu, kata Hamied, Pelindo menghadapi tantangan besar lantaran harus bersaing dengan BUMN lain hingga perusahaan logistik yang sudah ada.
sumber : Republika
Advertisement