REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai Rudiantara sebagai sosok yang berpengalaman dalam mengurusi perusahaan besar. Arya menilai, sebelum menjabat sebagai menteri komunikasi dan informatika pada pemerintahan Jokowi periode pertama, Rudiantara memiliki pengalaman saat memimpin perusahaan telekomunikasi.
"Jadi, pengalaman beliau di sektor tersebut menjadi acuan kita ketika mengambil orang-orang yang akan memimpin BUMN," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11).
Arya menambahkan, Rudiantara juga memiliki pengalaman saat memimpin kementerian. Arya beranggapan, Rudiantara memiliki kemampuan dan memahami kebijakan-kebijakan yang mengenai kebijakan publik dan menyangkut masyarakat luas.
"Jadi, ya itu pertimbangan yang kami rasakan cukup matang untuk memimpin perusahaan sekelas PLN," ujar Arya.
Arya menambahkan, posisi Rudiantara sebagai wakil direktur utama PLN pada 2008 juga menjadi pertimbangan Kementerian BUMN.
"Pengalaman beliau di profesional sudah menjadi acuan kita. Kemampuan beliau jadi acuan kita untuk menentukan beliau ada di posisi yang mana, yang pasti kita tunggu, kami belum dapat suratnya. Jadi, kami belum tahu," kata Arya.
Arya mengaku belum mengetahui pengajuan RUPS PLN. Arya menilai, proses RUPS PLN akan dilakukan setelah Menteri BUMN Erick Thohir pulang dari Korea Selatan pada Jumat (29/11).
"Suratnya belum kita ketahui. PLN bukan tbk. Jadi, tidak sulit lakukan RUPS kapan pun, tidak susah," ujar Arya.