Rabu 27 Nov 2019 13:54 WIB

Inggris Pulangkan 16 Jenazah Warga Vietnam

Inggris pulangkan 16 jenazah warga Vietnam yang diduga korban perdagangan manusia

Rep: Dwina Agustin/Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Polisi membawa truk kontainer berisi 39 jenazah dari kawasan industri di Thurrock, selatan Inggris, Rabu (23/10).
Foto: AP Photo/Alastair Grant
Polisi membawa truk kontainer berisi 39 jenazah dari kawasan industri di Thurrock, selatan Inggris, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Sebanyak 16 dari 39 jenazah yang ditemukan di dalam sebuah truk di Inggris bulan lalu akan dipulangkan ke Vietnam. Jenazah-jenazah itu dikabarkan korban penyelundupan manusia.

Media-media Vietnam melaporkan jenazah itu tiba di Bandara Noi Bai pada Rabu (27/11) pagi. Surat kabar Vietnam VnExpress melaporkan jenazah itu sudah dibawa dengan ambulans ke rumah mereka di Provinsi Nghe An, Ha Tinh, dan Quang Binh.

Reuters melaporkan sisa jenazah lainnya akan segera direpatriasi. Pada awal bulan ini kepolisian Vietnam mengatakan para korban berasal dari enam provinsi yakni Haiphong, Hai Duong, Nghe An, Ha Tinh, Quang Binh, dan Hue.

Para korban berusia antara 15 sampai 44 tahun. Keluarga korban diliputi kebingungan dan kesedihan tentang bagaimana membawa pulang jenazah-jenazah itu.

Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan para keluarga korban harus membayar biaya pemulangan. Ongkos pemulangan dikabarkan sekitar 2.202 dolar AS.

Dalam pernyataan tertanggal 14 November disebutkan pemerintah Vietnam akan membayarkannya lebih dulu. Lalu keluarga dapat membayarnya kemudian.

Penemuan jenazah di dalam kontainer di wilayah industri di London menyoroti penyelundupan gelap manusia. Para korban biasanya berasal dari negara-negara miskin di Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

 

Jenazah-jenazah itu ditemukan pada 23 Oktober di kontainer truk berpendingin yang baru saja tiba di Inggris. Kontainer diangkut dengan feri dari Belgia dan sedang di parkir di dekat pelabuhan Purfleet di Essex. Awalnya polisi menyatakan mayat-mayat tersebut berasal dari China, sampai beberapa keluarga di Vietnam angkat suara.

Rute melintasi Eropa bisa sangat berisiko, terutama babak terakhir ke Inggris. Imigran gelap harus disembunyikan di dalam truk dengan kompartemen berpendingin yang mengancam nyawa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement