REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mendorong pemakaian teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk bisa meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri. Menurutnya, penggunaan teknologi ini bisa mengoptimalkan produksi yang ada.
Dengan teknologi EOR, produksi minyak yang semula hanya 700 ribu barel bisa menjadi 1 juta barel per hari. Dengan teknologi EOR, cadangan minyak yang terkuras bisa mencapai 1,6 juta barel.
"Jadi untuk bisa meningkatkan produksi cara yang paling cepat adalah dengan EOR. Kalau misalnya cadangan sisa itu dikumpulin masih ada 1,6 juta barel yang bisa dilakukan dengan EOR," ujar Luhut di kantornya, Senin (2/12) malam.
Ia meminta kepada seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Pertamina dan juga pemerintah untuk bisa memetakan hal ini. Ia mengatakan Pertamina dapat memetakan sumur mana yang bisa dikuras cadanganya dengan teknologi EOR, dimasukan dalam plan pelaksanaan EOR.
Ia juga membuka masukan dari KKKS untuk kebutuhan insentif apa yang diperlukan untuk bisa meningkatkan produksi ini. "Di mana sumurnya, berapa besar sumurnya, berapa lama dia mau bisa melakukan EOR dan apa yg harus pemerintahan lakukan," ujar Luhut.
Menteri ESDM Arifin Tasrif pada kesempatan yang sama juga mengamini pernyataan Luhut. Ia mengatakan pihaknya bersama para KKKS akan segera melakukan pemetaan sumur mana saja yang bisa dilakukan EOR dalam waktu dekat.
"Kita akan petakan ya," ujar Arifin di lokasi yang sama.