Selasa 03 Dec 2019 20:33 WIB

Gus Miftah Cerita Fitnah yang Dialami Deddy Corbuzier

Seusai Deddy mualaf, Gus Miftah mengakui ada fitnah yang bermunculan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Mantan mentalis Indonesia Deddy Corbuzier (kiri) didampingi pembimbing agamanya Gus Miftah.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Mantan mentalis Indonesia Deddy Corbuzier (kiri) didampingi pembimbing agamanya Gus Miftah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menghadiri agenda Rapat Koordinasi Dakwah Nasional Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (3/12). Gus Miftah datang menyampaikan pengalamannya berdakwah di dunia malam kepada para peserta pelatihan kader dakwah tingkat nasional dan kepemimpinan tingkat utama.

Dalam kesempatan itu, dia juga bercerita soal proses artis Deddy Corbuzier menjadi mualaf dan konteks yang terjadi setelah itu. Seusai Deddy mualaf, Gus Miftah mengakui ada fitnah yang bermunculan. "(Misalnya) masuk Islam karena di-setting untuk mendapatkan uang sekian," kata dia.

Baca Juga

Padahal, Gus Miftah menjelaskan, saat itu justru Deddy kehilangan potensi uang sampai miliaran rupiah setelah masuk Islam. "Karena endorse dan iklan yang dia bintangi diputus kontraknya, miliaran," ujar dia.

Deddy juga dituding masuk Islam karena wanita. Namun, Deddy yang dulunya seorang mentalis itu justru tidak ingin masuk Islam hanya karena wanita. "Ya cemen amat katanya," kata dia.

Meski dirundung tudingan miring, Gus Miftah mengatakan ada hikmah yang besar usai Deddy masuk Islam. Puluhan hingga ratusan orang masuk Islam setelah itu. "Hampir tiap hari saya mengislamkan orang, termasuk dari Australia, Jerman, Malaysia, gara-gara melihat 'santetnya' Deddy Corbuzier," ungkapnya.

Sebelum masuk Islam, Deddy terus menghujani Gus Miftah dengan berbagai pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang menurut Gus Miftah berpengaruh besar sehingga Deddy masuk Islam, yakni mengapa tidak semua ajaran agama itu tidak bisa diterima oleh akal dan bagi Deddy tidak rasional.

"Deddy Corbuzier, itu PhD, Philosophy Doctor, sementara saya hanya S1. Sudah sekian ustaz yang mencoba berdiskusi dengan dia. Saya tanya, contohnya apa? Nabi Ibrahim punya anak satu disuruh potong lehernya, ini kan bullshit dia (Deddy) bilang saat itu," jelasnya.

"Apalagi Nabi Muhammad melakukan Isra Mi'raj, perjalanan Makkah-Palestina 32 jam, PP 64 jam. Kemudian Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati, Nabi Ibrahim dibakar nggak mempan," ujarnya.

Mendengar pertanyaan Deddy, Gus Miftah bertanya balik, apakah cinta itu turun dari mata turun ke hati atau sebaliknya. Lantas Deddy menjawab cinta itu dari mata turun ke hati. Gus Miftah membalasnya dengan mengatakan Deddy selamanya tidak akan pernah mencintai Allah bila berpikir begitu.

"Kenapa, karena matamu tidak pernah melihat Allah. Dia masih bingung. Kamu takkan pernah mencintai Rasulullah, karena matamu tak pernah melihat Rasulullah. Orang buta tak akan pernah merasakan indahnya cinta, karena orang buta tak pernah melihat pasangannya. Langsung dia bilang, 'this is so amazing'," ujar Gus Miftah.

Gus Miftah menyampaikan, belajar agama itu bukan hati yang mengikuti akal tapi akal yang mengikuti hati. Mengapa tidak semua ajaran agama bisa dilogikakan, jelasnya, karena kalau semua ajaran agama bisa dilogikakan berarti tidak ada bedanya dengan ilmu pengetahuan.

"Orang nggak perlu punya agama, cukup kuliah saja, dan ternyata jawaban itu sangat membekas di hatinya Deddy. Alhamdulillah, dia baru latihan baca Iqra (buku cara baca Alquran). Artinya, yang saya ke depankan adalah berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement