REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang atau puting beliung. Pada peralihan musim, potensi angin kencang dan puting beliung meningkat.
Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono, mengatakan, peralihan musim menjadi waktu paling rawan terjadi puting beliung. Biasanya kejadian alam angin ini menyasar ke wilayah-wilayah dataran rendah.
“Masih (tinggi potensinya). Kita harus waspada dia menerpa siapa saja. Kita khawatirkan puting beliung besar. BAnyak rumah yang berterbangan,” kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (5/12).
Wahyu mengatakan, sejak awal pergantian musim dari kemarau ke musim hujan sudah terjadi beberapa kasus. Terhitung sejak awal November, sudah ada tujuh kasus puting beliung yang terjadi di Purwakarta.
“Kerusakan yang kita terima bervariasi tapi nggak ada yang parah hanya kerusakan kecil tidak rubuh total hanya atap berterbangan,” ujarnya.
Ia pun meminta masyarakat mewaspadai angin puting, terutama di sekitar Kecamatan Bungursari, Campaka, dan Cibatu. Wilayah-wilayah tersebut merupakan dataran rendah dan cenderung banyak tegalan sehingga potensi angin puting beliungnya cukup besar.
Selain angin puting beliung, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspdai potensi bencana longsor di musim hujan. Salah satu daerah dengan potensi longsor cukup tinggi, seperti Kecamatan Bojong.
“Longsor baru terjadi satu semoga tidak ada lagi tentunya kita berharap. Potensi tentu besar karena akibat musim kemarau panjang tanah kering ditimpa hujan potensi pergeseran tanah besar,” tuturnya.
Sementara untuk bencana banjir, ia mengaku Purwakarta sejak dua tahun lalu sudah termasuk kategori daerah bebas banjir. Sebab wilayah-wilatah yang selama ini kerap banjir sudah ditanggulangi dengan pembangunan tanggul di sekeliling Sungai Citarum sepetti di Babakqn Cikao dan Jatiluhur.