KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM - Sebanyak sembilan alat deteksi dini kebencanaan atau Early Warning System (EWS) yang ada di beberapa wilayah rawan bencana di Karanganyar, dilaporkan rusak. Padahal, saat ini memasuki musim penghujan dan banyak wilayah di Karanganyar termasuk rawan bencana.
Data yang dilansir BPBD Karanganyar, total ada 23 EWS yang sebelumnya dipasang di beberapa titik. Alat deteksi dini itu merupakan bantuan dari BNPB, BPBD Jateng dan Perum Jasa Tirta (PJT) I. Namun dalam perjalanannya, tercatat hanya 14 yang masih aktif dan bagus sedangkan sembilan sisanya dalam kondisi rusak.
"Ada yang kabelnya putus, aki-nya hilang, panelnya hilang dan terlalu sensitif. Tim sudah melakukan pengecekan ke lapangan," papar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Bambang Djatmiko kepada wartawan.
Sembilan perangkat EWS yang rusak itu mayoritas alat untuk mendeteksi tanah longsor. Perangkat yang rusak terdeteksi ada di wilayah Tawangmangu, Kerjo, Jenawi, Karangpandan dan Matesih. Terkait kerusakan itu, pihaknya berencana melakukan pengadaan EWS baru untuk mengoptimalkan peringatan dini bencana bagi masyarakat.
Namun pengadaan direncanakan baru dilakukan pada tahun depan (2020) sebanyak dua EWS baru. "Rencanannya untuk mengganti EWS lama yang rusak," ujarnya.
Bambang menambahkan sebelumnya BPBD juga sudah mendapat bantuan 100 EWS dari UNS Surakarta. Perangkat EWS itu dipasang di rumah warga yang mengalami keretakan karena adanya pergerakan tanah dan dipasang di 15 Desa yang tersebar di tujuh kecamatan.
Sementara untuk WWS deteksi banjir di Papahan Kecamatan Tasikmadu, di Waru Kebakkramat) dan Ngringo Jaten dilaporkan masih dalam kondisi baik dan berfungsi.